Semarang, UP Radio – Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang berlangsung khidmat dan lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya.
Tampak, ribuan warga memadati kawasan Tugu Muda untuk menyaksikan detik-detik aksi heroik bersejarah Pertempuran Lima Hari Semarang, Selasa, 14 Oktober 2025.
Peringatan Pertempuran Lima Hari kali ini dimulai dengan pembacaan cukilan sejarah perjuangan pemuda dalam pertempuran lima hari di Semarang oleh budayawan Stefanus Sukirno. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi bertindak sebagai inspektur upacara.
Lampu yang menerangi kawasan Tugu Muda perlahan padam, ketika detik-detik pertempuran Lima Hari di Semarang dilakukan. Raungan sirine pun menyala keras untuk mengenang peristiwa kelam tersebut.
Dalam beberapa detik, suasana langsung hening dan tenang karena dalam pertemuan ini, ribuan nyawa hilang termasuk salah satunya dr. Kariadi.
Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, Pertempuran Lima Hari di Semarang ini menjadi ritual tahunan yang mengingatkan betapa beratnya perjuangan pahlawan.
“Lewat pertempuran ini, kita bisa memaknai, mengambil, dan mengisi kemerdekaan yang sangat berat perjuangannya. Maka, sebagai generasi penerus harus lebih serius dalam membangun Kota Semarang,” papar Agustina.
Lewat aksi teatrikal, masyarakat bisa melihat gambaran para pahlawan yang gugur dengan mempertaruhkan dan mengorbankan seluruh jiwa raga.
“Anak-anak muda harus mengerti dan menghayati pertempuran yang terjadi di Semarang ini,” sebutnya.
Pertempuran Lima Hari Semarang merupakan agenda tahunan yang melibatkan banyak orang. Dengan fragmen-fragmen pertunjukan ini, tentunya bisa membuat masyarakat tau sejarah dan perjuangan pahlawan pada masanya.
“Tahun ini lebih meriah, karena kalau periode setahun lalu kan pemilu. Terus tahun-tahun berikutnya kan Covid. Nah, ini mungkin karena yang pertama dan kedepan akan lebih baik lagi, mhdah-mudahan,” imbuhnya.
Aksi teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang sendiri melibatkan 120 aktor. Mereka berasal dari pelajar di Kota Semarang serta mahasiswa Untag yang tergabung dalam Teater Pitoelas Untag Semarang.
Salah satu pemain, Hafis Fathurohman yang merupakan mahasiswa Untag Semarang mengaku bangga bisa tampil dalam pertunjukan Pertempuran Lima Hari Semarang.
Ia mendapat kesan mendalam tatkala memerankan sosok KRMT Wongsonegoro yakni Gubernur Jawa Tengah pertama yang juga tercatat dalam sejarah pertempuran lima hari Semarang.
“Karakyer Wongsonegoro sebagai gubernur pertama di Jawa Tengah adalah sosok yang bijak, dan patut kita teladani. Beliau punya jiwa cinta akan bangsa ini, dan teladan bagi seluruh generasi,” papar Hafis.
Ia menyebut jika pertunjukan ini bukan pertama kalinya ia pentaskan. Namun, kali ini terasa spesial karena ada iringan musik orkestra.
“Kami latihan lebih dari sebulan. Ini jadi pengalaman terbaik saya bisa terlihat dalam pertunjukan penting ini,” Imbuh dia.
Sementara itu, Manan pemeran dr Kariadi dalam teatrikal Pertempuran Lima Hari Semarang. Anggota teater Pitoelas ini mengaku bangga bisa membawakan karakter dr. Kariadi.
“Kami latihan selama sebulan, tentunya ada tantangan yang cukup sulit apalagi dengan ada kolaborasi musik orkestra,” papar dia. (ksm)
