Magelang, UP Radio – Bank Indonesia Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menggelar Event tahunan Rupiah Borobudur Playon (RBP) 2025.
kembali sukses digelar tahun ini dengan jumlah peserta yang meningkat signifikan.
Tercatat RBP 2025 diikuti 4.000 peserta yang terbagi dalam dua kelas 5K dan 10K turut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung, Sabtu (26/7/2025).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia Jawa Tengah dalam mendukung program sport tourism di Provinsi Jawa Tengah, sekaligus menjadi salah satu variasi unggulan dalam sektor pariwisata daerah.
“Tujuan dari Rupiah Borobudur Pelayon ini adalah menyukseskan program sport tourism Jawa Tengah. Pariwisata adalah salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu tercatat sekitar Rp5 miliar uang beredar di sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kabupaten Magelang. Tahun ini, dengan peningkatan jumlah peserta dan adanya pameran UMKM, potensi perputaran ekonomi diyakini lebih tinggi,” ujar Rahmat, di Magelang Minggu (27/07/2025).
Menurut Rahmat RBP 2025 tak hanya sekadar olahraga, namun rangkaian acara juga mencakup pameran UMKM, sosialisasi edukasi “Cinta, Bangga, Paham Rupiah”, serta kampanye perlindungan konsumen dan sistem pembayaran digital.
“Bank Indonesia turut ambil bagian dengan menghadirkan pameran sistem pembayaran digital guna mendorong pendalaman literasi keuangan masyarakat,” jelas Rahmat.
Selain itu, kegiatan ini juga bersamaan dengan ajang sport tourism lainnya, yakni Jazirah Race, yang dimulai sejak 25 Juli di Lawang dan berakhir bersamaan dengan pelaksanaan Rupiah Borobudur Playon.
“Jazirah Race juga mendorong partisipasi generasi muda untuk mengenalkan sejarah dan warisan budaya (heritage) melalui berbagai media. Tujuannya agar sektor pariwisata hidup, uang berputar, UMKM dan pelaku usaha bergerak, dan ekonomi daerah tumbuh,” imbuh Rahmat.
Ia optimistis capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah akan terus membaik. Pada triwulan sebelumnya, ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,98 persen. Dengan berbagai program penguatan ekonomi lokal seperti ini, pertumbuhan di semester berikutnya diharapkan lebih tinggi.
“Angka kemiskinan di Jawa Tengah juga telah turun menjadi 9,48 persen berdasarkan survei Maret lalu. Ini lebih baik dari provinsi tetangga, karena kita bergerak bersama. BI juga terus mendorong aktivitas ekonomi dan pembiayaan sektor produktif. Hari ini kita cinta rupiah, dan dorong digitalisasi sistem pembayaran agar transaksi lebih praktis dan fleksibel,” jelasnya. (shs)
