Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mulai menginventarisir dan akan menghitung kerusakan sarana prasarana akibat demo anarkis yang terjadi di kota Semarang.
Hal ini disampaikan Wakil Walikota Semarang, Iswar Aminuddin menanggapi banyaknya fasilitas umum dan sarana prasarana yang rusak usai aksi unjuk rasa beberapa hari lalu.
Iswar menyebut, pemerintah kota telah mengambil langkah antisipasi agar tidak terjadi pengrusakan fasum milik pemerintah.
Salah satunya dengan memperketat objek vital pemerintah dengan menyiagakan 40 personel untuk pengamanan Balaikota Semarang.
Gerbang masuk ke Balaikota hanya buka sebagian, bahkan tampak petugas Satpol PP, Dinas Perhubungan hingga Damkar bersiaga. Mereka berjaga sepanjang hari, sejak adanya aksi unjuk rasa hingga Kamis, 4 September 2025 mendatang.
“Jadi pelayanan publik tetap berjalan baik dari tingkat pemerintah kota sendiri maupun sampai ke tingkat bawah, kecamatan, kelurahan. Semuanya berjalan sesuai dengan semestinya. Tidak ada satu pun yang kurang,” ujar Iswar.
Iswar mengaku jika tak ada arahan untuk para ASN bekerja Work From Home (WFH). Menurutnya, komplek Balaikota karena adanya imbauan agar tidak menggunakan kendaraan pribadi, namun menggunakan transportasi umum.
“Balaikota sepi bukan karena orangnya enggak ada. Semuanya ada di dalam kantor. Tidak membawa kendaraan, mungkin karena merasa takut hingga kemudian menggunakan kendaraan umum. Memang kami imbau untuk tidak membawa kendaraan,” bebernya.
Terkait sampai kapan imbauan akan berlaku, Iswar menyebut akan menunggu sampai keadaan membaik.
Orang nomor dua di Kota Semarang ini juga menyayangkan aksi anarkis unjuk rasa yang merusak fasilitas umum (fasum) dan sarana prasarana milik pemerintah.
“Begitu ada demo, Alhamdulillah kawan-kawan dinas membatalkan event atau kegiatan. Memang dampak demo ada kerusakan kecil-kecil, itu langsung kita perbaiki. Belum di kalkulasi, dan belum tau berapa kerugiannua,” imbuhnya.
Iswar mengimbau kepada para pelajar maupun mahasiswa yang ikut demo menyuarakan aspirasi untuk bergandengan tangan menyalurkan aspirasi dengan damai.
“Mari bergandengan tangan untuk para pelajar dan mahasiswa menyalurkan aspirasinya. Jangan mudah terprovokasi dan ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu,” Imbau dia. (*)
