Magelang, UP Radio – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Selasa (22/9/2025), menggelar Gerakan Petani Peduli Inflasi (GPPI) Komoditas Cabai Jawa Tengah di GOR Banyusidi, Kec. Pakis, Kab. Magelang.
Peluncuran GPPI komoditas cabai dihadiri Gubernur Jawa Tengah Hmad Lutfi, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Kepala KPw Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI, dan jajaran petani cabai.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwiasaputra mengatan Gerakan Petani Peduli Inflasi di Kabupaten Magelang sebagai bentuk sinergi menjaga stabilitas harga pangan strategis, khususnya cabai.

“Agustus 2025 komoditas cabai memberikan andil deflasi, yakni cabai merah sebesar -0,01% (mtm) dan cabai rawit sebesar -0,07% (mtm), sehingga inflasi Jawa Tengah tercatat 2,48% (yoy), relatif terkendali,” kata Rahmat.
Menurutnya capaian ini tentu tidak terlepas dari kontribusi nyata para petani cabe jawa tengah namun kondisi ini tetap harus kita jaga, karena tanpa konsistensi pola tanam lonjakan inflasi masih bisa terjadi.
“Cabe bisa kembali menjadi penyumbang inflasi seperti tahun lalu pada bulan Agustus ketika cabe rawit memberikan andil inflasi sebesar 0,03%,” ujar Rahmat.
berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional September 2021 rata-rata konsumsi cabe merah di Indonesia mencapai 0,15 kg per kapita per bulan angka ini menunjukkan betapa pentingnya cabe dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus betapa strategisnya peran petani cabe dalam mendukung stabilitas harga.
Rahmat juga menambahkan untuk mendukung produktivitas petani cabai pemerintah juga mengukuhkan champion lokal baru dari 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah sebagai bagian dari strategi memperkuat basis produksi dan distribusi cabai di Jawa Tengah.
“Sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia pada program ketahanan pangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah menambah dukungan fasilitasi sarana prasarana berupa 4 (empat) unit greenhouse yang dapat dimanfaatkan untuk menanam di saat off season,” pungkas Rahmat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI Dr Muhammad Agung Sanusi, menekankan pentingnya inovasi bibit unggul bagi peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pasokan cabai nasional.
Untuk mendukung program tersebut pemerintah juga meluncurkan bibit cabai unggul “Champion 22” yang lebih tahan terhadap hama. (shs)
