Semarang, UP Radio – Tim dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di SMP Negeri 14 Semarang untuk meningkatkan kapasitas guru dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis deep learning yang terintegrasi dengan literasi dan numerasi.
Kegiatan ini diikuti oleh 53 guru SMPN 14 Semarang serta 12 guru dari sekolah mitra lain di Kota Semarang.
PKM ini hadir sebagai jawaban atas tantangan guru dalam memahami konsep pembelajaran abad ke-21, khususnya penerapan deep learning yang menekankan mindful, meaningful, dan joyful learning.
Permasalahan yang dihadapi guru meliputi keterbatasan dalam menyusun perangkat ajar, minimnya pendampingan berkelanjutan, serta belum optimalnya integrasi literasi dan numerasi dalam pembelajaran lintas disiplin.
Program pengabdian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan utama: 1) Workshop Deep Learning dan Literasi-Numerasi – Guru diberikan pemahaman konseptual serta praktik penyusunan perangkat ajar; 2) Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran – Guru berlatih membuat LKPD, modul ajar, bahan bacaan, serta instrumen asesmen berbasis deep learning; 3) Pendampingan dan Evaluasi – Fasilitator mendampingi guru dalam mengimplementasikan hasil pelatihan melalui diskusi, monitoring, dan grup WhatsApp.
Ketua tim pelaksana, Dr. Muhammad Syaipul Hayat, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman guru secara signifikan.
“Sebanyak 85% guru mampu menghasilkan perangkat ajar berbasis deep learning dengan asesmen literasi-numerasi yang terukur. Hal ini membuktikan bahwa pendampingan berkelanjutan sangat efektif dalam mendukung implementasi pembelajaran abad ke-21,” ungkapnya.
Selain itu, dampak lain yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah guru lebih terampil dalam mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa, sejalan dengan prinsip pembelajaran abad ke-21; terjadi peningkatan pemahaman guru terhadap konsep deep learning yang menekankan berpikir kritis, analitis, kreatif, serta kolaboratif; serta produk perangkat ajar dinilai variatif, kontekstual, dan sesuai kebutuhan siswa.
Kegiatan yang berlangsung sejak Juni hingga Juli 2025 ini juga menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai bidang keilmuan, di antaranya Prof. Dr. Nur Khoiri, M.Pd., Prof. Dr. Wiyaka, M.Pd., Yanuar Heri Murtiyanto, M.Pd., dan Dr. Joko Siswanto, M.Pd.
Hasil PKM menunjukkan bahwa guru lebih siap merancang pembelajaran yang transformatif sesuai dengan arah kebijakan Kurikulum Merdeka dan penguatan Profil dimensi lulusan. Produk perangkat ajar yang dihasilkan dinilai variatif, inovatif, dan kontekstual, sehingga mendukung keterlibatan siswa secara kritis, kreatif, dan kolaboratif.
Dengan keberhasilan ini, SMP Negeri 14 Semarang bersama UPGRIS berkomitmen untuk menjadikan pembelajaran berbasis deep learning sebagai praktik pendidikan berkelanjutan.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Kota Semarang maupun wilayah Jawa Tengah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era transformasi pendidikan.
Keberlanjutan PKM ini dijamin melalui kerja sama dengan pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan wakil kepala bidang kurikulum.
Dengan dukungan penuh, praktik pembelajaran berbasis deep learning akan terus diterapkan secara konsisten di SMP Negeri 14 Semarang, bahkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Kota Semarang.(pai)
