Semarang, UP Radio – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jawa Tengah dan DIY, menggelar Kegiatan inklusi keuangan dengan tema “Jateng Jawara” sebagai momentum penting untuk memperkuat sinergi antara seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Tengah.
“Jateng Jawara” juga menjadi Puncak perayaan Bulan Inklusi Keuangan 2025 yang berlangsung halaman kantor Gubernur Jawa Tengah, Jl. Pahlawan Semarang, Minggu (2/11).
Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Hidayat Prabowo mengungkapkan Jateng Jawara, telah digelar di Jawa Tengah dan menjangkau seluruh wilayah.

“Bulan Inklusi menjangkau seluruh warga dan telah mengoptimalkan Akses Keuangan yang mencerminkan semangat kolaboratif untuk meningkatkan kesejahteraan melalui akses layanan keuangan formal yang lebih mudah dijangkau,” ujar Hidayat.
Hidayat juga menjelaskan, bahwa tantangan terbesar dalam pemerataan inklusi keuangan di Jawa Tengah berasal dari wilayah yang sulit dijangkau, seperti di Cilacap dan Karimunjawa. Juga keterbatasan akses internet di beberapa daerah juga menjadi hambatan tersendiri.
“Meskipun masih ada berapa hambatan, namun kita tetap optimis dengan strategi dan pendekatan baru. Kolaborasi menjadi kunci agar program ini terus menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Selama kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Jawa Tengah, tercatat ada 800 kegiatan edukasi keuangan. Menurut Hidayat dari edukasi tersebut lebih dari 176.200 rekening baru dibuka, dengan total nilai inklusi keuangan mencapai Rp852,98 miliar.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menambahkan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini mencapai 66,46 persen, sedangkan tingkat inklusi sudah berada di atas 80 persen.
“Angka ini sebenarnya sudah sangat baik, bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata negara-negara OECD. Namun masih ada kesenjangan, karena banyak masyarakat yang sudah menggunakan produk keuangan tapi belum memahami fungsinya dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei dengan metodologi yang teruji guna memetakan tingkat literasi masyarakat secara akurat.
“Target kami tahun ini bisa meningkatkan literasi sekitar satu persen lagi. Tapi yang lebih penting, masyarakat memahami apa yang mereka gunakan,” ujarnya.
Di acara puncak tersebut , OJK juga menyerahkan bantuan pendidikan berupa rekening tabungan bagi siswa kurang mampu dan penyandang disabilitas. Kemudian juga diberikan penghargaan kepada duta literasi dan lembaga jasa keuangan yang paling aktif dalam program edukasi di wilayah Jawa Tengah. (*)
