Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tengah mematangkan rencana pembangunan Polder Terboyo sebagai upaya menanggulangi banjir di wilayah timur kota, terutama Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan proyek ini membutuhkan lahan sekitar 250 hektare dengan kedalaman kolam mencapai empat meter. Nantinya, sistem polder akan dilengkapi pompa berkapasitas besar untuk mengalirkan air menuju Kali Babon.
“Luasnya sekitar 250 hektare dengan kedalaman minus empat meter. Kami menyiapkan pompa berkapasitas 35.000 liter per detik yang akan mengalirkan air ke Kali Babon,” ujar Suwarto, Minggu (2/11).
Ia menambahkan, proyek tersebut saat ini masih dalam tahap konstruksi karena lokasinya berdekatan dengan Tol Tanggul Laut yang kini menjadi pembatas aliran air langsung ke laut.
“Pompa yang sebelumnya mengarah ke laut kini diarahkan melalui pintu air di Kali Babon,” jelasnya.
Untuk penanganan jangka pendek, Pemkot Semarang mengerahkan seluruh sumber daya guna mempercepat penurunan genangan air di kawasan timur kota.
Langkah ini merupakan tindak lanjut hasil rapat bersama Gubernur Jawa Tengah, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Wali Kota Semarang, dan Bupati Demak.
“Semua pihak sepakat mempercepat penurunan muka air dengan mengoptimalkan aliran dari Polder Terboyo,” kata Suwarto.
Salah satu langkah yang diambil adalah membuka akses aliran air ke Sungai Babon serta melakukan pelebaran saluran agar arus lebih lancar.
“Kemarin sudah dilakukan peninjauan di lapangan untuk pelebaran saluran ke Sungai Babon. Kalau masih tersumbat, akan dibongkar dan ditambah pompa,” tambahnya.
DPU Kota Semarang juga telah menerima bantuan pompa dari sejumlah daerah seperti Kudus, Jepara, Pemalang, dan Solo. Selain itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah mengaktifkan pompa baru di kawasan Sringin.
“Dalam minggu ini, pompa baru di Tenggang juga diharapkan bisa beroperasi. Ada tiga unit dengan kapasitas 2.000 liter per detik per unit,” ungkap Suwarto.
Dengan tambahan tersebut, total kapasitas pompa di kawasan Tenggang mencapai 10.000 liter per detik, dan 20.000 liter per detik di Sringin. “Langkah ini untuk mempercepat penurunan air di Kaligawe, Genuk, dan Trimulyo,” imbuhnya.
Untuk jangka pendek, Pemkot tetap mengandalkan pompa dan pengerukan kolam retensi yang dinilai masih efektif mengurangi genangan.
“Wilayah yang terdampak banjir ini berbentuk cekungan dengan pintu air hanya di Banjir Kanal Timur dan Terboyo. Karena itu, pompa dan kolam retensi menjadi andalan. Kami berharap tidak ada hujan deras lagi sambil terus memperbaiki infrastruktur,” ujar Suwarto.(ksm)
