Semarang, UP Radio – Dua sosok tokoh pewayangan kini berdiri gagah di sepanjang Jalan Pahlawan, Kota Semarang. Patung Bima dan Srikandi setinggi hampir lima meter itu bakal menjadi daya tarik baru sekaligus simbol semangat keberanian dan keteguhan warga Semarang.
Kedua patung tersebut bakal Walikota Semarang resmikan bertepatan dengan gelaran Festival Wayang di Lapangan Simpang Lima, pada Jumat-Sabtu, 7-8 November 2025.
Plt Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan bahwa dua patung itu merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kota dengan pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Ada dua patung, yakni Bima dan Srikandi. Semuanya dari CSR, masing-masing dari Bank Jateng dan Sido Muncul. Nanti akan Bu Wali resmikan saat Festival Wayang,” ujar Suwarto, Kamis, 6 November 2025.
Ia menyebutkan, ke depan masih akan ada delapan patung lain yang rencananya menghiasi sepanjang Jalan Pahlawan. Namun untuk sementara, pemerintah belum membuka kerja sama tambahan dengan mitra CSR lainnya. “Nantinya akan ada lagi, tapi sejauh ini belum ada arahan baru dari Bu Wali,” tambahnya.
Suwarto menjelaskan, kedua patung tersebut tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika kota, tetapi juga mengandung makna filosofi mendalam.
Patung Bima melambangkan keberanian, keteguhan hati, dan perjalanan spiritual manusia dalam mencari makna kehidupan. Sosok Bima terkenal dalam kisah pewayangan sebagai tokoh yang tangguh dalam menghadapi berbagai ujian demi memperoleh “tirta amerta” atau air kehidupan.
Sementara itu, patung Srikandi menggambarkan semangat emansipasi perempuan. Ia terkenal sebagai sosok tangguh, tegas, dan terampil memanah – melambangkan keteguhan hati serta kemampuan perempuan untuk berdiri sejajar dengan laki-laki.
“Harapannya masyarakat bisa meneladani nilai-nilai dari dua tokoh ini dalam membangun Semarang yang lebih kuat dan berkarakter,” ucap Suwarto.
Menariknya, dua patung ini juga akan lebih canggih dengan hadirnya fitur kecerdasan buatan (AI). Pengunjung yang berdiri di dekat patung dapat berinteraksi dan mendapatkan gambar dengan tampilan menyerupai Bima atau Srikandi.
“Selain memperindah wajah kota, kami ingin menjadikannya spot baru di Semarang yang tidak hanya estetik tapi juga edukatif. Patung ini menjadi cara kami nguri-uri budaya Jawa dengan sentuhan teknologi modern,” pungkas Suwarto.
Dengan kehadiran patung Bima dan Srikandi, Jalan Pahlawan tidak hanya menjadi ikon sejarah perjuangan, tetapi juga simbol harmoni antara kearifan lokal dan inovasi kota masa kini. (ksm)
