Market Otomotif di Jateng dan DIY Tertekan, Toyota Jateng–DIY Masih Nomor Satu

Semarang, UP Radio – Pasar otomotif di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 2025 mengalami tekanan cukup signifikan. Hingga November 2025, penjualan kendaraan di kawasan ini tercatat turun sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, lebih dalam dibandingkan penurunan pasar otomotif nasional.

Marketing Head Nasmoco, Heribertus Budi, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari perlambatan ekonomi hingga adanya pergeseran arus pembelian ke wilayah lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

“Untuk Jawa Tengah dan DIY, penurunannya memang cukup dalam, sekitar 30 persen. Jawa Tengah bahkan lebih besar dibanding DIY. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri otomotif di wilayah kami,” ujar Heribertus Budi kepada media di Semarang, Rabu (24/12/2025).

Advertisement

Meski demikian, di tengah tekanan pasar tersebut, Toyota Jateng–DIY tetap mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar.

Hingga akhir 2025, Toyota masih mencatatkan market share sebesar 30,5 persen, menjadikannya tetap berada di peringkat pertama penjualan kendaraan di wilayah ini.

“Alhamdulillah, market share Toyota masih di atas 30 persen. Secara penguasaan pasar, kami masih kuat dan tetap nomor satu di Jateng–DIY,” jelasnya.

Heribertus juga memaparkan bahwa penurunan pasar tidak terjadi di semua segmen. Segmen kendaraan niaga justru menunjukkan pertumbuhan positif, didorong oleh berbagai program pemerintah yang meningkatkan kebutuhan kendaraan komersial.

“Di segmen komersial, market justru naik. Market share kami juga meningkat signifikan, dari sekitar 3–4 persen tahun lalu menjadi 11 persen tahun ini. Tahun depan kami optimistis bisa mencapai 20 persen,” katanya.

Sementara itu, penurunan lebih banyak terjadi pada segmen kendaraan penumpang, khususnya di kelas low cost green car (LCGC). Namun, untuk segmen menengah ke atas seperti Innova dan Fortuner, penurunannya relatif lebih terkendali.

Toyota juga terus menyiapkan strategi menghadapi perubahan tren, termasuk meningkatnya minat terhadap kendaraan elektrifikasi. Salah satunya melalui peluncuran Veloz Hybrid, yang diharapkan menjadi pendorong penjualan baru pada 2026.

“Veloz Hybrid menjadi salah satu game changer kami tahun depan. Antusiasme konsumen cukup tinggi, bahkan sudah ada ratusan pre-booking meski unit belum tersedia,” ungkap Heribertus.

Menatap 2026, Toyota Jateng–DIY tetap optimistis meski proyeksi pertumbuhan pasar nasional masih terbatas. Dengan penguatan produk, layanan purna jual, serta dukungan jaringan bengkel dan after sales, Toyota menargetkan peningkatan penjualan secara bertahap.

“Kami yakin dengan kualitas produk dan layanan purna jual Toyota, kepercayaan konsumen tetap terjaga. Ini yang membuat Toyota tetap kuat meski pasar sedang tertekan,” pungkasnya. (shs)

Advertisement