Semarang, UP Radio – Revolusi industri 4.0 telah memicu terjadi era perubahan yang cepat dan menuntut masyarakat berpendidikan tinggi tidak hanya menjadi pendukung (supporter) tetapi harus menjadi motor penggerak (driver) untuk memfasilitasi perubah.
Rektor Universitas PGRI Semarang Dr. Muhdi SH MHum mengungkapkan Otomatisasi, globalisasi, dan peningkatan keterampilan telah mendorong dilakukannya restrukturisasi ekonomi besar-besaran di seluruh dunia.
“Dua dari dari tiga pekerjaan entIy-Ievel dalam ekonomi industry membutuhkan lulusan pendidikan tinggi,” kata Muhdi dalam sambutannya saat pelaksanaan upacara wisuda ke-63 Universitas PGRI Semarang di Balairung UPGRIS (12/01/2019).
Upacara wisuda UPGRIS ke-63 ini diikuti 560 mahasiswa yang berasal dari program pascasarjana S2 dan sarjana S1 dari berbagai program studi dan Fakultas yang dihadiri LLDIKTl Wilayah VI Jawa Tengah, Ketua PGRI propinsi Jawa Tengah yang sekaligus Pembina YPLP PT PGRI Semarang, Ketua YPLP PT PGRI Semarang.
Muhdi menuturkan, Universitas PGRI Semarang ikut berperan melakukan tugas pengabdian untuk mendidik generasi penerus bangsa dengan mencetak sarjana yang unggul dan berjati diri.
“Setelah wisuda, sebagai sarjana saudara maka saat itu pertanda saya melepas saudara sebagai Wisudawan UPGRIS menuju ke medan pengabdian di seluruh pelosok tanah air Indonesia yang begitu luas, kaya, penduduknya besar dan membutuhkan kehadiran anak muda terdidik seperti kalian untuk mencerdaskan dan membangun bangsa,” tambahnya.
angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan SD kebawah yaitu 41%. Sedangkan APK PT Indonesia saat ini masih Pada Renstra Kemenristekdikti sampai tahun 2019, APK PT ditargetkan sebesar 32,55%. Target APK tersebut sebenarnya termasuk target pencapaian yang masih rendah. Karena menurut Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan.
APK-PT untuk negara berkembang minimal harus 36 %. Sementara APK-PT negara lain seperti Malaysia (37%), Filiphina (34%), dan Thailand (51 %) Singapura (78%). “Kemenristekdikti terus memacu capaian APK-PT untuk dapat memacu pembangunan terutama kebutuhan tenaga kerja dalam ekonomi industry yang berkembang demikian cepat dan menuntut tenaga kerja lulusan PT,” terangnya.
Wisuda UPGRIS ke 63 kali ini tidak seperti wisuda ke 62, karena dalam wisuda ke 63 ini UPGRIS tidak mewisuda Lulusan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan PPG, melainkan hanya Sarjana dan Magister Pendidikan pasalnya lulusan Pendidikan Profesi Guru UPGRIS angkatan 2017-2018 telah diwisuda pada wisuda ke 62 bulan Oktober 2018, dan untuk angkatan 2018-2019 akan diwisuda Oktober 2019. Mereka pada umumnya dapat lolos dalam seleksi ASN 2018 kemarin, bahkan teman-teman kalian yang diwisuda sebelum ini dan belum ikut PPG (karena belum menjadi syarat) juga banyak sekali yang Iolos ASN,” Ungkapnya.
“kami doakan bagi yang akan mencari pekerjaan dapat segera mendapat pekerjaan sesuai harapan saudara, dan bagi yang akan berwirausaha, kami doakan usaha kalian akan sukses juga, serta bagi yang akan melanjutkan studi S2 atau Pendidikan Profesi, termasuk ambil S2 atau PPG di UPGRIS kami doakan lolos dan sukses semua,” pungkas rektor. (shs)