Semarang, UP Radio – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memperkirakan penetrasi internet di Indonesia tumbuh 60 persen pada tahun 2018.
Ketua Umum APJII Pusat, Jamalul Izza mengatakan, setiap tahun pihaknya menargetkan penetrasi pengguna internet bisa tumbuh antara 10 persen sampai 15 persen. Pihaknya optimistis bisa melebihi target tersebut.
“Untuk mencapai target penetrasi itu, penyedia jasa internet atau internet service provider (ISP) terus membangun infrastruktur baik fiber optic, radio atau wizard. Jika itu sudah dilakukan, maka selanjutnya adalah meningkatkan ekosistem internet di setiap wilayah,” ungkap Jamalul Izza.
Saat ini, pengguna internet berdasar survei APJII 2017 sebanyak 143,26 juta jiwa atau 54,68 persen dari 262 juta orang penduduk Indonesia. Sedangkan, berdasar survei APJII tahun 2016, pengguna internet di Indonesia 132,7 juta jiwa, sehingga dari tahun 2016 ke tahun 2017 ada kenaikan pengguna 10 persen.
Target yang lebih tinggi dari rerata per tahun itu, menurut Jamalul, karena penyedia konten lokal di setiap daerah mulai bermunculan seperti starup yang makin banyak.
“Startup itu sekarang tidak hanya muncul di Jakarta, tapi daerah juga. Jadi harus terus kreatif menciptakannya untuk usaha yang lebih baik. Pertumbuhan ini bisa berguna untuk perekonomian kreatif,” tuturnya.
Selain itu, untuk mendorong penetrasi pengguna internet adalah melalui program Smart City di setiap daerah. Sebab, program ini juga dapat membentuk ekosistem internet.
Jamalul menjelaskan, APJII pun juga membuat program Internet Bersih, Selektif, dan Aman (Bersama) berupa menyaring konten negatif dan mendukung konten positif dalam sebuah sistem database yang bisa digunakan oleh ISP. “Upaya ini agar konsumen pengguna internet terhindar dari hoaks,” jelasnya. (shs)