Semarang, UP Radio – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB) untuk pengendalian banjir Kota Semarang, Jawa Tengah, saat ini telah rampung dan beroperasi.
Bendung tersebut berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang.
“Karena menahan intrusi air laut dan sebagai penampungan air (long storage) maka juga menambah pasokan air baku Kota Semarang. Selain untuk pengendalian banjir juga akan menjadi kawasan wisata baru Kota Semarang,” kata Menteri Basuki usai meninjau lokasi Bendung Gerak KBB Semarang, beberapa waktu lalu.
Pada saat musim hujan, bendung ini akan berfungsi menahan aliran air sungai yang masuk KBB dan pada saat elevasi 2,5 meter, kemudian akan dialirkan ke laut.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan rumah pompa dan rumah jaga untuk operasionalisasi bendung.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menambahkan selesainya pembangunan Bendung Gerak KBB selain untuk pengendalian banjir juga menambah pasokan air baku kota Semarang sebesar 1.050 liter per detik.
Menurut dia, tinggi muka air Kanal Banjir Barat dapat dikontrol sehingga bisa dimanfaatkan untuk wisata air maupun arena perlombaan seperti perlombaan perahu naga atau dayung.
“Ditambah lagi terintegrasi dengan pembangunan air mancur menari di Jembatan Sungai KKB (bridge fountain) yang dibangun Pemerintah Kota Semarang,” jelasnya.
Sementara banjir rob yang kerap terjadi di utara kota Semarang, saat ini sudah jauh berkurang dengan adanya pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir dan rob yang dilakukan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Pembangunan infrastruktur tersebut sangat penting, karena banjir rob telah mengakibatkan kerugian signifikan.
Antara lain menganggu mobilitas angkutan logistik di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa yakni ruas jalan Kaligawe-Genuk, terganggunya aktivitas angkutan umum di terminal Terboyo, menurunnya produktivitas di kawasan industri Terboyo dan menggenangi permukiman penduduk.
“Sekarang bisa dilihat insha Allah Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dampak positif kampusnya sudah tidak kebanjiran lagi,” ujar Basuki.
Pada paket 1 dilakukan pembuatan kolam retensi Banjardowo berkapasitas 30.000 meter kubik sebagai tempat parkir air pada musim hujan, normalisasi serta perbaikan parapet Kali Sringin.
Selain itu, pembangunan pintu muara dan Polder Kali Sringin dan pembangunan tanggul rob sepanjang 2,1 kilometer mulai dari Universitas Sultan Agung (Unisula) Rumah Pompa Kali Sringin.
Jumlah pompa di Rumah Pompa Kali Sringin sebanyak 5 pompa dengan kemampuan 2 m3/detik untuk mengalirkan debit air di Kali Sringin ke laut pada musim hujan.
Sementara itu, Paket II berupa pembuatan kolam retensi Rusunawa Kaligawe berkapasitas 66.000 meter kubik pembangunan pintu muara dan Polder Tenggang di muara Kali Tenggang, dengan tanggul penahan di kawasan terminal dan industri Terboyo dan normalisasi serta perbaikan parapet Kali Tenggang.
Jumlah pompa di Rumah Pompa Kali Tenggang sebanyak 6 buah dengan kemampuan mengalirkan 2 meter kubik per detik. (ksm)