Semarang, UP Radio – Tidak seperti Kabupaten Semarang, Pemerintah Kota Semarang belum berencana menutup pasar tradisional untuk menekan penyebaran angka Covid-19 yang saat masih tinggi. Langkah antisipasi berupa sterilisasi lebih diutamakan agar perekonomian tetap berjalan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Fravarta Sadman mengatakan, langkah menutup pasar tradisional di Semarang belum akan dilakukan oleh Pemkot Semarang. Dinas lebih memilih melakukan sterilisasi pasar, agar tidak terjadi penularan Covid-19.
“Penutupan pasar tidak akan kami lakukan, kita fokusnya ke sterilisasi pasar setelah jam operasional selesai,” katanya Selasa (13/7).
Sterilisasi kata dia, dilakukan mininal dua kali dalam seminggu setelah pasar selesai dan dilakukan oleh petugas pasar.
Ia menjelaskan jika semua pasar tradisional sudah memiliki alat penyemprotan disinfektan sehingga, bisa dilakukan sesering mungkin.
“Minimal kita lakukan dua kali dalam sepekan, nah langkah lainnya adalah mewajibkan pedagang dan pembeli untuk memakai masker,” tuturnya.
Beberapa spanduk wajib memakai masker dan menjaga jarak bagi pedagang dan pembeli sudah dipasang di pintu masuk pasar, selain itu juga beberapa sudut pasar untuk mengingatkan aktivitas jual beli pasar. Tempat cuci tangan di pasar pun telah ditempatkan.
“Kita pasang di beberapa titik pasar, pedagang dan pembeli pun wajib saling mengingatkan,” bebernya.
Menurut dia, dengan menutup pasar dikhawatirkan akan menganggu perekonomian. Sehingga langkah tersebut tidak dilakukan oleh Pemkot dan Disdag.
“Kalau ditutup nanti perkonomian akan berhenti, jadi kita lakukan,” pungkasnya. (ksm)