Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menertibkan dua titik lahan parkir pasar tradisional, masing-masing di Pasar Johar dan Pasar Waru, Rabu, 11 Juni 2025.
Penertiban parkir menyusul adanya pengelola baru yang memenangkan lelang lahan parkir.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang Aniceto Magno da Silva mengatakan lelang pengelolaan lahan parkir ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Ibu Kota Jateng.

Dia mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya, tetapi hal itu akan menjadi bahan evaluasi ke depan.
“Namanya juga hal baru, pasti ada kekurangan. Ini jadi evaluasi agar sistem ke depan lebih baik dan dapat diterima semua pihak,” ujar lelaki yang akrab disapa Moy tersebut.
Dia menegaskan proses lelang sudah berjalan sebelum dirinya menjabat, tetapi tetap bertanggung jawab atas seluruh rekomendasi yang telah dikeluarkan.
Moy juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
“Rekomendasi yang saya keluarkan bukan untuk mematikan siapa pun. Pemerintah hadir untuk menyejahterakan masyarakat. Saya titip kepada pemenang lelang agar menjaga situasi tetap aman dan kondusif, tidak menimbulkan gesekan,” katanya.
Menurutnya, semua pihak yang terlibat adalah warga Kota Semarang dan memiliki hak yang sama. Oleh karena itu, komunikasi harus dibangun secara terbuka agar tidak menimbulkan konflik, termasuk tidak membawa nama ormas atau kelompok tertentu.
Lebih lanjut, dari 52 pasar tradisional di Kota Semarang, sebanyak 40 titik parkir dilelang karena dinilai memiliki potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang belum maksimal.
Sementara 12 titik lainnya belum dilelang karena dianggap belum siap secara administratif atau operasional.
Moy menegaskan bahwa Pemkot Semarang akan terus membenahi sistem lelang parkir agar lebih transparan, akuntabel, dan dapat diterima semua pihak. Sosialisasi dan dialog terbuka akan diperkuat dalam proses ke depan.
“Harapan kami, sistem lelang ini bisa mengoptimalkan PAD dan tetap memberi ruang kerja bagi masyarakat. Semua harus dirapatkan dan disepakati bersama agar pelaksanaan di lapangan tidak menimbulkan masalah,” ujarnya.
Yeyen, salah satu petugas parkir di Pasar Johar Basement mengaku belum mengetahui adanya informasi mengenai pergantian pengurus parkir.
“Belum tau informasinya. Saya masih narik seperti biasa. Rata-rata sehari bisa dapat Rp 75-100ribu sehari,” kata Yeyen.
Ia berharap bisa ikut dilibatkan jika nantinya perusahaan mengambil alih pengelolaan parkir di kawasan tersebut.
“Kalau diambil alih perusahaan pusing juga, bisa hilang pekerjaan. Harapannya, kalau pengurus baru bisa dilibatkan,” kata dia. Yeyen menyebut setiap hari menyetor Rp 30ribu kepada pengurus Masjid untuk retribusi.
Sementara itu, Andik, petugas parkir di Johar Tengah mengaku baru saja mulai hari pertama bekerja sebagai tukang parkir di Johar Tengah.
“Saya baru hari ini. Ikut mengelola saja. Baru mulai kerja hari ini,” kata Andik. (ksm)