Semarang, UP Radio – Gagasan untuk memasukkan olahraga rekreasi masyarakat ke dalam kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah Kota Semarang mulai mendapat dukungan dari kalangan legislatif.
Usulan tersebut mengemuka dalam diskusi bertajuk “Menanamkan Nasionalisme dengan Olahraga Rekreasi di Kalangan Pelajar dan Masyarakat Umum”. Kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Temen Tinemu Temanan ini berlangsung di Hotel Muria Semarang, Senin, 10 November 2025.
Ketua Perkumpulan Olahraga Tarian Baris Indonesia (POTBI) Jawa Tengah, Kadartiastuti, menjadi salah satu narasumber utama dalam forum tersebut.
Ia menekankan pentingnya pengenalan dan pengintegrasian olahraga rekreasi di lingkungan sekolah. Agar generasi muda lebih mengenal budaya sekaligus memperkuat semangat kebersamaan.
Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang dari Partai Gerindra, Mualim, menyambut baik gagasan itu. Ia menilai olahraga rekreasi bisa menjadi kegiatan positif bagi siswa dan layak dijadikan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
“Saya sangat setuju. Kalau belum bisa masuk kurikulum, minimal menjadi kegiatan ekstrakurikuler. Syukur-syukur ke depan bisa masuk muatan lokal,” ujar Mualim seusai acara.
Menurutnya, usulan tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap generasi muda yang mulai menjauh dari budaya lokal. Mualim mencontohkan, banyak pelajar saat ini bahkan tidak mengenal tokoh-tokoh pewayangan yang menjadi bagian dari budaya Jawa.
“Anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu lakon pewayangan. Padahal, sejarah dan budaya itu tidak boleh hilang. Kalau tidak dikenalkan, bisa benar-benar punah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mualim mengajak berbagai yayasan dan komunitas untuk bersama-sama membina generasi muda agar memiliki kegiatan positif yang mampu menangkal pengaruh negatif perkembangan teknologi.
“Sekarang anak-anak mudah terpengaruh gadget, bisa terlibat tawuran atau bullying. Kalau diisi kegiatan positif seperti ekstrakurikuler tari, olahraga, atau rekreasi, mereka bisa lebih produktif dan bahagia,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keguyuban, gotong royong, dan rasa kebersamaan di kalangan pelajar. “Keguyuban dan kekompakan itu jangan sampai hilang. Ini karakter bangsa yang harus terus dijaga,” tambahnya.
Langkah Konkret Yayasan Temen Tinemu Temanan
Sementara itu, Ketua Yayasan Temen Tinemu Temanan, Tri Winarti atau Mbak Wina, menyampaikan bahwa pihaknya siap menjembatani masukan dari berbagai pihak untuk mewujudkan olahraga rekreasi sebagai bagian dari kegiatan sekolah.
“Kami ingin olahraga rekreasi tidak sekadar kegiatan lomba, tetapi bisa mendapat pengakuan pendidikan. Jadi, selain piala, peserta juga mendapatkan sertifikat yang bernilai akademis,” jelasnya.
Mbak Wina berharap dukungan dari DPRD Semarang agar hasil diskusi ini dapat ditindaklanjuti ke dinas-dinas terkait, terutama Dinas Pendidikan.
“Harapan kami, aspirasi ini bisa diteruskan kepada dinas-dinas terkait agar bisa diwujudkan dalam dunia pendidikan,” pungkasnya.
Upaya mendorong olahraga rekreasi masuk sekolah tidak sekadar soal kebugaran fisik, tetapi juga untuk memperkuat karakter bangsa. Melalui kegiatan yang menyenangkan dan bernilai budaya, siswa diharapkan dapat belajar nilai sportivitas, kerja sama, serta kecintaan terhadap budaya Indonesia sejak dini. (*)
