Forum CJIBF Efektif Dongkrak Investasi Hingga April Investasi Jateng Tembus Rp21,848 T

Semarang, UP Radio Pemerintah Propinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk fasilitasi setiap calon investor yang akan masuk ke Jawa Tengah. Investasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi di daerah.

Menyikapi hal tersebut untuk kesekian kalinya Bank Indonesia bersama Pemerintah Propinsi Jateng berkomitmen untuk terus meningkatkan peran dan kontribusinya dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui pertumbuhan investasi, baik dari dalam negeri.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan pada tahun 2024, investasi di Jateng diketahui tumbuh 4,95 persen.

Advertisement

Untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, maka Bank Indonesia Jawa Tengah bersama dan Pemprov Jateng terus bersinergi yang salah satunya dilakukan dalam KERISJateng dan Forum Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan UMKM Gayeng 2025, di Hotel Tentrem Semarang, Senin (5/5/2025).

Dalam kegiatan Pembukaan Forum CJIBF yang mengusung tema ‘Central Java Rising : Connecting Heritagw, Buainesa, and Investment for Green and Sustainable Growth’ dihadiri secara daring Deputi Gubernur Bank Indonesia, Destri Damayanti, dan Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Tirta Nugraha Mursitama. Hadir secara langsung Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi.

“Kegiatan CJIBF menjadi salah satu upaya Bank Indonesia bersama Pemprov Jateng untuk mendorong masuknya investasi di Jateng,” kata Rahmat dalam sambutan pembukaan CJIBF, Senin (5/5/2025)

Menurut Rahmat dalam kegiatan Forum CJIBF dan UMKM Gayeng, juga akan mempertemukan para investor, pelaku usaha dan pemerintah secara langsung.

Sementara Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Roselasari menambahkan, investasi Jateng pada triwulan 1/2025 tercatat telah mencapai Rp21,848 triliun. Dari jumlah tersebut terbagi dari investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,26 triliun.

Adapun jumlah proyek tercatat ada 20.431 proyek investasi, dengan serapan tenaga kerja mencapai 97.550 pekerja. Dengan serapan pekerja itu memberikan kontribusi 16,4 persen dari total penyerapan tenaga kerja se-Indonesia.

“Penyerapan investasi di Jateng pada triwulan 1/2025 setidaknya telah tercapai 31,85 persen dari target selama tahun 2025,” imbuhnya.

Sakina menjelaskan, investasi PMA masih didominasi sektor padat karya, seperti alas kaki, tekstil, garmen, plastik, dan karet. Sedangkan pada PMDN investasi tertinggi pada kawasan industri, perkantoran dan sektor makanan minuman.

“Pencapaian ini didukung promosi yang terus menerus, salah satunya melalui CJIBF, dimana dalam forum ini, lebih dari 200 peserta yang hadir, mulai dari calon investor, asosiasi pengusaha dari dalam dan luar negeri, UMKM, pelaku usaha, instansi pemerintah,” jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Letter of Intent (LOI) bidang investasi, kemitraan, perdagangan, dan pembiayaan dengan sejumlah perusahaan / instansi dalam negeri dan luar negeri, serta UMKM, dengan potensi investasi ratusan miliar.(shs)

Advertisement