FTI UPGRIS Gelar Webinar Inspiratif Tentang Bangunan Hijau dan Ilmu Material

Semarang, UP Radio – Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) kembali menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu keberlanjutan global melalui penyelenggaraan dua webinar inspiratif bertajuk “Webinar 147 Doktor 2025”, baru-baru ini.

Kegiatan ini diprakasai Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) UPGRIS dalam rangka memperingati Dies Natalis UPGRIS ke-44 menghadirkan narasumber Dr Ar Bayu Arie Wibawa ST MT AA GP (UPGRIS), Dr Ir Velma Nindita ST MSi (UPGRIS), Dr. Christoper Caesar Yudho Sutopo dari Departemen Ilmu dan Teknologi Hewan, National Taiwan University, serta Dr Muhammad Budi Haryono dari Program Studi Teknik Mesin, Universitas PGRI Semarang.

Webinar pertama, “Efisiensi Energi dalam Bangunan Hijau”, membahas tentang konsep green building sebagai solusi strategis untuk menghadapi krisis energi dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Advertisement

Para narasumber memaparkan tentang perhitungan efisiensi energi untuk bangunan gedung hijau, pemanfaatan edge technology, dan peluang karir dalam era green construction.

Webinar kedua, “Material Science for Sustainable Engineering”, membahas tentang peran strategis ilmu material dalam menjawab tantangan industri, pangan, kesehatan, dan lingkungan. Para narasumber memaparkan tentang peptida multifungsi dari ampas Sacha Inchi untuk atasi hipertensi dan diabetes, serta pengembangan metode modifikasi permukaan untuk perangkat biomedis anti-bakteri.

Bayu Ari mengungkapkan webinar ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat tentang pentingnya bangunan hijau dan ilmu material dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa FTI UPGRIS. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat sebagai bentuk apresiasi.

“Latar belakang konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang muncul sebagai respons terhadap isu pemanasan global dan dampaknya, serta peran sektor bangunan dalam konsumsi energi global,” kata Bayu.

Menurutnya BGH didefinisikan sebagai bangunan yang memenuhi standar teknis dan menunjukkan kinerja terukur dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya.

“Berbagai instrumen penilaian BGH, baik yang bersifat internasional (seperti IFC World Bank dan EDGE), nasional (Permen PUPR 21/2021), maupun lokal,” kata Bayu.

Bayu juga menekankan pentingnya perhitungan yang akurat untuk beban pendinginan AC (menggunakan software seperti E-20), energi pencahayaan (menggunakan software seperti Dialux), dan analisis OTTV/RTTV (Overall Thermal Transfer Value) untuk efisiensi energi, serta perlunya simulasi kenyamanan termal lanjutan. (pai)

Advertisement