Semarang – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan jika untuk menetapkan city branding, bagi Kota Semarang perlu adanya suatu proses dimana ada keterlibatan masyarakat secara langsung. Pria orang nomor satu yang akrab disapa Hendi ini mengungkapkan, dulu saat dirinya masuk ke Pemkot Semarang, beberapa branding Kota Semarang sudah beberapa kali mengalami pergantian mulai dari Semarang Kota Atlas dan terakhir Semarang Pesona Asia.
“Saya masuk Pemerintah Pemkot punya branding Semarang Pesona Asia. Lalu saya tanya, yang Atlat mana? Dah dihilangkan jawab staf saya. Ada ide jika digelar lomba city branding, kemudian pakar yang memutuskan Semarang sebagai kota apa. Ya sdh ini juara dikasih duit. Menurut saya city branding dari bawah (masyarakat) ke atas (untuk Pemkot Semarang),” ungkap Hendi.
Meski demikian, Hendi menyatakan yang paling utama adalah memberikan city branding kepada Pemkot Semarang harus dilakukan bersama-sama. Terutama yang paling diutamakan adalah keterlibatan masyarakat. Sebab, konsep dalam kepemimpinanya, Hendi menyatakan masyarakat adalah salah satu unsur utama dalam konsepnya bergerak bersama membangun Kota Semarang yang lebih hebat.
“Tapi saya rasa paling penting harus dikerjakan dengan fokus dengan tim yang kuat, kalau perlu ada surveynya kepada masyarakat menentukan city-branding yang paling tepat,” ujarnya.
Hendi mengakui jika sampai saat ini, Pemkot Semarang belum mempunyai city branding. Hanya saja, saat ini tage-line yang dia tetapkan adalah Semarang Hebat yang lebih memotivasi masyarakat untuk cinta dan bangga kepada Kota Semarang.
“Belum (ada city branding), pokoknya kita buat tage-line dulu kebanggan Kota Semarang yaitu Semarang Hebat. Itu namanya tage-line sebuah kalimat yang memotivasi masyarakat untuk cinta dan bangga terhadap kota ini. Kalau city branding kita diskusikan saat ini,” ujarnya.
Senada dengan Hendi, Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Jateng Bambang Mintosih menyatakan untuk menetapkan branding Kota Semarang, butuh proses. Mulai dari peramuan yang ditentukan dengan ciri khas yang menonjol dari Kota Semarang. Setelah itu, dilakukan survey yang melibatkan masyarakat, kemudian ditetapkan oleh Pemkot Semarang.
“Disurvey, diramu, dari warga apa yang menonjol di Kota Semarang, entah itu kulinernya, obyek wisatanya atau yang lain. Kemudian disampling, ada 100 atau 200 warga yang mewakili, kalau saya punya masukan jadikan saja Semarang Hebat kemudian menjadi Semarang Lebih Hebat menjadi city branding kota ini,” pungkas Benk Mintosih. (ksm)