Semarang, UP Radio – Menjelang hari raya Idul Fitri 1441 H, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV, memastikan ketersediaan dan penyaluran LPG di wilayah Jawa Tengah aman dan cukup.
Hal ini diungkapkan oleh Pjs. General Manager Pertamina MOR IV, Teuku Johan Miftah, dalam keterangan persnya pada hari senin (18/5).
Menurut Johan, Pertamina memprediksi adanya peningkatan konsumsi sebesar 2% selama Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri nanti. “Rata-rata harian normal penyaluran LPG saat ini di angka 4.035 MT (Metric Ton) dan akan naik menjadi 4.095 MT. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dari Ramadan dan Idul Fitri tahun 2019 yang berkisar di angka 4.090 MT per hari”, ujar Johan.
Ia menambahkan, untuk stok LPG yang berada di Fuel Terminal Pertamina saat ini dalam kondisi aman sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat hari raya nanti.
Untuk mengantisipasi terjadi lonjakan permintaan LPG khususnya ukuran 3 kg bersubsidi (PSO), Pertamina menghimbau kepada masyarakat untuk tetap patuh pada aturan yang telah ditetapkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan LPG. “Jika nantinya terjadi lonjakan permintaan LPG 3 kg bersubsidi, maka Pertamina bersama pemerintah daerah dan instansi terkait akan berkoordinasi untuk mengalokasikan pasokan tambahan dengan tidak mengurangi jumlah kuota yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat,” ungkap Johan.
ditegaskannya, LPG 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sehingga Pertamina berharap kepada warga masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi yang baik dapat menggunakan LPG non subsidi yaitu varian bright gas.
Saat ini di wilayah Jawa Tengah Pertamina memiliki lebih dari 40.000 pangkalan LPG PSO dan 4.800 outlet Non PSO. Harga Eceran Tertinggi LPG 3 kg bersubsidi per tabung sesuai aturan Pemerintah daerah adalah sebesar Rp 15.500,-. Harga tersebut diperuntukkan bagi agen dan pangkalan yang berada di wilayah dalam radius penyaluran Stasiun Pusat Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE). Sedangkan wilayah yang berada jauh dari SPPBE akan ditambah dengan ongkos distribusi namun tidak lebih dari Rp 17.000,- per tabung.
Bila terdapat pangkalan Pertamina yang menjual di atas harga HET maka konsumen dapat melaporkannya ke aparat setempat atau melalui kontak Pertamina 135.
Pertamina Tetap Siaga dan Monitor Penyaluran BBM
Meskipun terjadi penurunan permintaan dikarenakan dampak pandemi covid-19, PT Pertamina (Persero) tetap melakukan pengawasan dan penyaluran BBM kepada konsumen. Dibandingkan tahun sebelumnya, konsumsi BBM d Pertamina di wilayah MOR IV tahun 2020 jauh menurun.
Pada tahun 2019, realisasi penyaluran BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite dan Pertamax Series) meningkat 26% dari rataan harian normal 12.000 Kiloliter menjadi 15.000 KL. Namun, pada tahun ini perkiraan rataan harian saat Ramadhan dan Idul Fitri untuk BBM jenis gasoline hanya berkisar di angka 9.800 KL atau turun hampir 40%.
Untuk BBM jenis gasoil (Solar dan Dex Series) juga mengalami penurunan dari tahun lalu yaitu pada tahun 2019 rata-rata di bulan Ramadhan konsumsi berkisar di angka 5.800 KL per hari namun di tahun ini berkisar di angka 5.000 KL atau turun 14%.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pertamina melalui Marketing Operation Region IV diantaranya dengan menyiagakan satgas RAFICO Pertamina hingga akhir Juni 2020 nanti.
Namun, jika dampak pandemi covid-19 ini berlanjut hingga melewati bulan Juni maka bukan tidak mungkin satgas RAFICO Pertamina dilanjutkan hingga pandemi berakhir.
Tetap berlakunya larangan mudik untuk masyarakat umum juga membuat Pertamina tidak membuka titik-titik SPBU modular di jalan tol Trans Jawa namun stok BBM di 7 titik SPBU regular yang berada di Jalur Tol Trans Jawa (wilayah MOR IV) tetap disiagakan dan dalam jumlah yang cukup.
Adapun ketujuh titik SPBU regular tol Trans Jawa yang berada di wilayah MOR IV yaitu SPBU Jalur A arah ke Surabaya di KM. 379, 429 dan 519 serta SPBU jalur B ke Jakarta yaitu di KM. 260, 360, 389 dan 519.
Terkait stok BBM di jalan tol trans jawa saat ini pertamina belum menyiapkan SPBU modular seperti tahun lalu namun ada 3 pertashop yang disiagakan (namun belum distok BBM dan dipasang) jika nantinya dibutuhkan. (rls/shs)