Semarang, UP Radio – Pertamina terus melakukan ekspansi untuk mendukung gerakan Bangga Pake non Subsidi dengan menggandeng sejumlah komunitas Masyarakat.
Saat ini Pertamina Marketing Operation Regional IV telah menggandeng Sentra usaha Kulit Lumpia di kranggan teah menjaadi Kampung Bright gas setelah 35 UMKM di wilayah tersebut beralih dari Gas elpiji 3kg ke Bright Gas 5,5kg.
General Manager Pertamina MOR IV Yanuar Budi Hartanto mengungkapkan saat ini setiap industri rumah tangga pembuatan kulit lumpia telah beralih menggunakan Bright gas setiap harinya.
“Awalnya setiap hari mereka membutuhkan 210 tabung elpiji bersubsidi 3kg, saat ini hanya menggunakan 105 tabung perhari,” tutur Yanuar saat meresmikan Kampung Bright gas sentra kulit lumpia kranggan (8/12).
Selain menjadi kampung bright gas kulit lumpia, lanjut Yanuar, kawasan kranggan ini juga menjadi salah satu icon wisata baru di kota Semarang dan sekaligus menjadi pusat edukasi masyarakat terhadap produk nonsubsidi pertamina.
Kampung kranggan selama ini telah dikenal sebagai kampung tertua di Semarang yang memproduksi kulit lumpia sejak puluhan tahun lalu hingga beberapa generasi.
Salah seorang pembuat lumpia Budi mengaku telah menjalani profesi sebagai pembuat kulit lumpia sejak 20 tahun lalu yang diturunkan dari orang tuanya.
“Setiap hari saya bisa menghasilkan 1000 buah kulit lumpia yang akan disetorkan ke pengepul atau langsung dijual ke pembeli,” ujarnya.
Dari usaha membuat kulit lumpia ini setiap hari dirinya mampu meraup penghasilan antara Rp100 ribu – Rp150 ribu.
Namun saat menjalankan usahanya tanpa masalah karena untuk mendapatkan Gas elpiji bersubsidi dirasakan semakin sulit. Saat ada program konversi ke Bright gas dirinya langsung menyambut positif.
“Setiap hari sediktinya harus menyediakan 2-3 tabung elpiji 3 kg, Sejak beralih menggunakan bright Gas hanya perlu 1 tabung saja,” ungkapnya
Namun dirinya berharap kemudahan mendapatkan bright gas ini tidak hanya saat ini tapi terus berkelanjutan agar usahanya tetap berjalan lancar. (shs)