Kenali Gejala DB, Perhatikan Cara Penanganan dan Pencegahannya

Semarang, UP Radio – Musim hujan yang melanda berbagai wilayah Indonesia sejak awal tahun ini berdampak langsung pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat lebih dari 35.000 kasus DBD dalam empat bulan terakhir, dengan angka kematian yang menunjukkan tren peningkatan, terutama di wilayah padat penduduk seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Peningkatan jumlah genangan air di lingkungan pemukiman memicu pertumbuhan populasi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebaran virus dengue. Kondisi ini mendorong otoritas kesehatan dan pemerintah daerah untuk mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan aktif melakukan upaya pencegahan.

Apa Itu Demam Berdarah?

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang aktif menggigit pada pagi hingga sore hari. Virus ini memiliki empat serotipe (DEN-1 hingga DEN-4), dan seseorang yang telah terinfeksi satu serotipe masih bisa terkena lagi oleh serotipe lainnya.

Advertisement

Penyakit ini tergolong serius karena dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti dengue shock syndrome (DSS) atau dengue hemorrhagic fever (DHF) yang berpotensi fatal jika tidak segera ditangani.

Gejala DBD biasanya muncul 4–10 hari setelah seseorang tergigit nyamuk yang membawa virus. Gejala-gejala umum yang sering dialami antara lain:

  1. Demam tinggi mendadak (bisa mencapai 39–41°C).
  2. Sakit kepala hebat, terutama di sekitar dahi dan belakang mata.
  3. Nyeri otot dan sendi yang parah.
  4. Munculnya bintik-bintik merah di kulit akibat pendarahan di bawah permukaan kulit.
  5. Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
  6. Pendarahan ringan, seperti mimisan, gusi berdarah, atau tinja berdarah.
  7. Perut kembung dan nyeri perut pada fase kritis.

Penting untuk diingat bahwa gejala dapat berbeda-beda pada setiap pasien. Anak-anak dan lansia umumnya lebih rentan mengalami komplikasi parah.

Demam berdarah terdiri dari tiga fase penting:

  1. Fase Demam (Hari 1–3): Ditandai dengan demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, dan gejala awal lainnya.
  2. Fase Kritis (Hari 4–6): Suhu tubuh mulai turun, tetapi ini fase paling berbahaya karena risiko kebocoran plasma dan pendarahan meningkat. Perlu pengawasan ketat.
  3. Fase Penyembuhan (Hari 7 ke atas): Kondisi mulai membaik, demam hilang, trombosit meningkat, dan nafsu makan kembali.

Belum ada obat khusus untuk membunuh virus dengue. Penanganan DBD lebih berfokus pada perawatan suportif dan pemantauan gejala. Berikut langkah-langkah penting:

  • Segera periksa ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala mencurigakan, terutama demam mendadak tinggi.
  • Perbanyak konsumsi cairan, seperti air putih, jus buah, atau oralit untuk mencegah dehidrasi.
  • Pantau jumlah trombosit secara berkala melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
  • Istirahat total, hindari aktivitas berat.
  • Gunakan obat penurun panas yang aman, seperti paracetamol. Hindari aspirin atau ibuprofen karena dapat memperparah pendarahan.

Jika kondisi pasien menunjukkan tanda-tanda syok seperti tekanan darah menurun, tubuh dingin dan lemas, segera bawa ke rumah sakit untuk perawatan intensif.

Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memutus siklus hidup nyamuk. Pemerintah terus mengampanyekan metode 3M Plus, yaitu:

  1. Menguras tempat penampungan air (bak mandi, drum, pot bunga).
  2. Menutup rapat tempat penyimpanan air.
  3. Mendaur ulang atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air hujan.

Plus berarti tindakan tambahan, seperti:

  • Menaburkan larvasida atau abate pada penampungan air yang sulit dikuras.
  • Menggunakan lotion anti-nyamuk dan kelambu saat tidur.
  • Memasang kasa atau kawat nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah.
  • Menghindari menggantung pakaian terlalu lama di dalam rumah.
  • Menggalakkan fogging di lingkungan yang terdampak wabah.

Demam berdarah bukanlah penyakit yang bisa diabaikan, terutama di tengah kondisi cuaca yang mendukung berkembangnya nyamuk pembawa virus dengue. Dengan pengetahuan yang tepat, kepedulian terhadap lingkungan, serta penanganan medis yang cepat, DBD dapat dicegah dan dikendalikan. Mari bersama lindungi keluarga dan lingkungan kita dari bahaya demam berdarah.

Advertisement