Semarang, UP Radio – Kisah inspiratif datang dari Kepala Sekolah SMPN 2 Semarang, Nining Sulistyaningsih, S.Pd., M.Pd. yang menginisiasi metode pembelajaran menyenangkan bagi para siswa.
Nining sapaan akrabnya, telah menerapkan strategi “Ledy Bar” (Lesson Study dan Resibar – Rebo Sinau Bareng). Misinya, agar manajemen sekolah berjalan dengan baik dan bertanggung jawab dalam kualitas pendidikan.
Strategi Ledy Bar sendiri merupakan refleksi mengajar para guru dengan menganalisis kekuatan dan kelebihan para tenaga pengajar.
“Sejak 2023 mencoba menggunakan strategi Lady Bar, ini suatu sarana untuk refleksi guru di dalam meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.
Selain itu, Nining yang juga sebagai fasilitator Tanoto Foundation kemudian menajamkan lagi dengan metode kolaboratif Lesson Study.
Metode Lesson Study (Plan-Do-See) menekankan pada pentingnya kolaborasi antar guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan pembelajaran.
“Lady Bar itu lesson study dengan ketiga langkahnya premdusi dan bar nya itu adalah kegiatan kombelnya ESPERO atau SMP Loro,” katanya.
Lesson study melalui tiga tahap yaitu plan, do dan see. Di tahap plan ini berupa refleksi guru yang melalui pengamatan di kelas dengan membuat rancangan pembelajaran. Kemudian observer teman sejawat dan kepala sekolah ikut melihat dan menilai implementasi pembelajaran.
Rancangan pembelajaran kemudian guru terapkan di dalam kelas, dengan observer mengamati.
“Tahap ketiga ‘see’ melihat si guru kemudian menyampaikan bagaimana perasaannya ketika menyampaikan pembelajaran di kelas. Apakah dia merasa sudah sesuai dengan rencana dan tujuannya. Nah, setelah itu baru para observer nanti memberikan masukan-masukan,” katanya.
Kolaborasi rutin kombel (komunitas belajar) SMPN 2 Semarang telah terimplementasi kepada siswa melalui kegiatan setiap hari Rabu bernama Rebo Sinau Bareng (Resibar).
Resibar menjadi wadah refleksi bagi guru dalam meningkatkan keterampilan mengajar.
“Rebo Sinau Bareng, selama 30 menit pada awal itu Bapak Ibu guru belajar merefleksikan pembelajaran-pembelajaran yang pernah mereka lakukan,” katanya.
Melalui kegiatan-kegiatan ini harapannya bahwa dalam setiap guru saat memberikan pelayanan kepada anak terutama di kelas akan semakin meningkat.
“Tujaunnya untuk refleksi pembelajaran pelajaran juga kegiatan ini meningkatkan kemampuan guru atau kompetensi guru dalam hal mengajar. Kemudian bagaimana mengelola kelas, bagaimana menghadapi para murid itu ketika mereka bermasalah, perlu komunikasi antara para guru,” katanya.
Metode Ledy Bar dan Lesson Study ini membawa prestasi SMPN 2 Semarang dengan dengan meraih penghargaan Nasional kreatif guru dalam memanfaatkan platform pembelajaran Ayo Sehat Milik Kemenkes.
SMPN 2 Semarang berkreasi dalam laman Ayo Sehat, dipilih materi yang sesuai untuk bisa diinsersi di masing-masing mata pelajaran melalui media video, komik, poster terkait dengan kesehatan.
“Anak-anak juga merasa senang dengan adanya lesson study karena banyak metode metode-metode pembelajaran yang bervariasi, kemudian pembelajaran itu tidak membosankan karena anak-anak interaktif,” katanya.
Manfaat lainnya, refleksi dari orang tua mengatakan bahwa pembelajaran di SMP 2 meskipun agak berat tapi disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
“Tadinya anaknya merasa juga agak keteteran gitu ya. Tapi setelah bisa menyesuaikan diri senang anaknya dan ini bahkan sering ikut lomba macam-macam anaknya gitu,” katanya.
Dari metode ini, beberapa sekolah di Ibu Kota Jawa Tengah mulai tertarik dan ingin mengaplikasikannya di sekolah masing-masing.
“Kemarin yang bertanya kepada saya itu ada SMP 34, SMP 43. Kemudian ada juga dari waktu saya webinar dari luar kota SMP mana ya? Saya lupa. Tapi ada sekolah lain yang ingin ini mengadopsi itu,” katanya. (*)