Pascasarjana UPGRIS Ciptakan Model Ekosistem Perkuliahan Adaptif

Semarang, UP Radio – Jenjang pendidikan pascasarjana tidak bisa disamakan dengan sarjana pasalnya mahasiswa Pascasarjana rata-rata berasal dari kalangan orang yang sudah bekerja yang berorientasi pada peningkatan karier.

Direktur Pascasarjana UPGRIS, Prof Dr Harjito MHum mengungkapkan proses pembelajaran di jenjang pascasarjana harus menekankan komunikasi dua arah dosen dan mahasiswa.

“Ekosistem di sini dimulai dari bagaimana membangun ekosistem perkuliahan yang adaptif dan dinamis,” ungkap Prof Harjito dalam acara Yudisium ke-80 UPGRIS dan Pidato Ilmiah, di Gedung Pascasarjana (21/5).

Advertisement

Menurutnya, salah satu langkah yang ditempuh ialah menjalin komunikasi secara intens antara dosen dan mahasiswa.

“Mahasiswa magister punya karakter berbeda dibanding sarjana. Kampus harus adaptif dalam membaca karakter mnahasiswa magister,” ungkap pakar sastra Indonesia tersebut.

Harjito juga menegaskan, dialog lebih diutamakan demi mencapai fokus keilmuan yang hendak diraih mahasiswa. “Perkuliahan yang fleksibel namun tetap tertib aturan sekaligus menjaga standar mutu.”

Harjito menambahkan, sejumlah 173 diwisuda pada helatan Wisuda ke-80 yang diselenggarakan pada 22 Mei 2025 di Balairung.

Wisudawan berasal dari 5 program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Pendidikan Dasar.

Salah satu wisudawan, Sri Nurmaningrum, mengaku peran ekosistem pembelajaran di kampus sangat mempengaruhi prosesnya dalam menyelesaikan studi.

“Dosen sangat memahami posisi mahasiswa magister, ditunjang pelayanan administratif yang responsif, membuat ekosistem belajar jadi nyaman,” ungkap salah satu lulusan terbaik ini.

Ditambahkan, hal itu pulalah yang membuat Sri Nurmaningrum lebih cepat dalam menyelesaikan kuliah dengan hasil cumlaude.

“Meskipun tesis saya cukup berat, yaitu kajian intertekstualitas sastra Indonesia dan Prancis, namun saya tak menemui banyak kendala selama pengerjaannya,” tukasnya.

Pada kesempatan tersebut, pidato ilmiah diisi oleh Kabid Pembinaan Ketenangan Disdikbud Kabupaten Batang/ ketua PGRI Kabupaten Batang M Arief Rohman SPd MSi MPd.

Arief menekankan pentingnya penguatan kecakapan teknologi bagi mahasiswa magister. (pai)

Advertisement