Pembangunan Alun-alun Semarang Tahap II Telan Anggaran Rp 35 M

Semarang, UP Radio – Pembangunan alun-alun Semarang tahap II saat ini tengah berlangsung dengan menyerap anggarap Rp 35 miliar.

”Tahun lalu sudah dilaksanakan tahap I dengan memasang pondasi dan bangunan semi basement. Muga-muga Alun-alun Semarang segera terwujud,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, kemarin.

Dia mengatakan hal itu ketika melakukan penancapan tiang pertama (ground breaking) pembangunan gedung serbaguna Masjid Agung Semarang (MAS) Jalan alun-alun Barat.

Advertisement

Ketua Panitia Pembangunan, Ir H Fanani menjelaskan, bangunan tersebut terdiri delapan lantai. Lantai dasar sampai dengan lantai tiga digunakan sebagai perluasan shalat. ”Karena tingkat kesadaran masyarakat Semarang dalam beribadah, tiap shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha masjid ini sudah tidak mampu menampung lagi,” katanya.

Bangunan itu sekaligus sebagai parkir kendaraan. Ada ruang kantor, rumah tamu untuk para musafir, Islamic Centre dan gedung pertemuan. Lokasi tersebut terletak tepat di sebalah utara Masjid Agung Kauman Semarang yang dulu dikenal sebagai Hotel Bojong.

Untuk bangunan perluasan tempat shalat diperkirakan menghabiskan biaya Rp 6,9 miliar. ”Panitia baru punya dana Rp 3 miliar,” kata Fanani.

Ketua Takmir MAS, KH Khanief Ismail Lc mengatakan, cita-cita mewujudkan bangunan serbaguna tersebut cukup lama. Namun baru sekarang terealisasi. Nantinya setelah alun-alun Semarang terwujud, Masjid Agung Semarang dari kejauhan akan terlihat semakin cantik.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pemerintah pasti akan membantu pembangunan gedung serbaguna. ‘’Saya terharu melihat kesungguh-sungguhan panitia mewujudkan bangunan ini. Baru punya anggaran Rp 3 miliar dari kebutuhan Rp 6,9 miliar saja sudah berani memulai. Pemerintah pasti membantu,’’ kata Hendi, disambut tepuk tangan.

Masjid Agung Semarang, kata Hendi, termasuk peninggalan bersejarah. ‘’Masjid ini dibangun sebelum Indonesia merdeka. Jadi kita warga Semarang wajib merawatnya agar tetap terlihat cantik dan indah,’’ katanya.

Proyek mengembalikan alun-alun Kota Semarang yang hilang memang lokasinya berada di kawasan Pasar Johar.

‘’Memang saat ini banyak yang mengira alun-alun asli Kota Semarang adalah Simpang Lima Semarang. Sebenarnya Simpang Lima menjadi pusat alun-alun sejak 1969 atas usulan Presiden Soekarno. Dan sebelum itu, alun-alun berada di kawasan Pasar Johar tepatnya di depan Masjid Agung Semarang, Kauman,’’ kata Hendy, panggilan akrab Wali Kota.

Dipindahnya alun-alun dari Kauman, kala itu karena kegiatan perbelanjaan di kawasan Pasar Johar yang semakin meluas. Kepadatan pun tidak terhindarkan karena penataan yang kurang.

Bersamaan dengan revitalisasi Pasar Johar pascakebakaran tahun 2015 lalu, Pemerintah Kota Semarang juga mulai menghidupkan lagi alun-alun asli Kota Semarang yang lenyap.

Upacara ground breaking dihadiri Wakil Ketua Umum MUI Jateng Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua MUI Kota Semarang, Prof Dr H Erfan Soebahar, Sekretaris MAJT, KH Muhyiddin, Katib Syuriyah PCNU, Dr KH Ahmad Izzuddin, Wakil Rektor Unwahas, Drs H Zain Yusuf, mantan Gubernur Ali Mufiz dan para alim ulama se-Kota Semarang. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement