Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Forum Kota Sehat Kota Semarang terus berupaya menekan angka stunting dengan meluncurkan program Si Bening (Semua Ikut Bergerak Bersama Menangani Stunting), di Balai Kelurahan Salaman Mloyo, Semarang Barat, Selasa (12/7/2022).
Peluncuran program Si Bening ini bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional 2022.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, semua pihak ikut bergerak bersama melalui program Si Bening.
Program ini diluncurkan sebagai upaya menangani persoalan stunting di Kota Semarang. Pasalnya, masih ada 1.367 anak di ibu kota Jawa Tengah yang masuk kategori stunting.
“Beberapa orang tua sudah mampu meluluskan anak-anaknya dari persoalan stunting. Kata kuncinya harus telaten memahami keinginan si anak. Anak disuapi tidak mau bukan berarti berhenti, tapi dicari kesukaan anak.
Diajak main atau lainnya hingga akhirnya mau disuapi. Dengan demikian asupan gizi dan vitamin terjamin,” terang Hendi, sapaannya.
Lebih lanjut, Hendi menjelaskan, Pemerintah Kota Semarang memberikan makanan tambahan untuk anak stunting tiga kali sehari selama tiga bulan.
Kemudian, Pemkot juga membentuk program Dahsyat (dapur sehat arasi stunting) di 16 kecamatan.
Semua ini dilakukan demi menurunkan angka stunting di Kota Lunpia. Kemudian, masyarakat berinisiasi membuat Si Bening untuk turut serta bergerak bersama agar problem stunting bisa diselesaikan dengan cepat.
Apalagi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting tingkat nasional bisa turun menjadi 14 persen.
Adapun di Semarang, posisi stunting berada pada angka 21 persen berdasarkan hasil survei. Sedangkan hasil operasi timbang, angka stunting di Kota Semarang berada pada angka 3 persen lebih.
“Kita pakai angka tertinggi. 21 persen harus turun mengikuti standar target nasional yang pernah disampaikan Pak Presiden. Kami yakin dengan Si Bening dan program-program lain stunting akan turun,” paparnya.
Hendi pun memberikan apresiasi kepada masyarakat dan pihak swasta yang telah bergerak bersama menangani stunting.
Dia berharap bantuan yang diberikan tidak berupa uang namun bisa makanan agar langsung didistribusikan kepada anak-anak yang mengalami stunting.
“Bantuan dari swasta boleh diterima, jangan berupa uang tapi makanan, susu, dicatat didistribusikan kepada bayi-bayi,” ucapnya.
Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi menambahkan, Forum Kota Sehat berinisiasi menurunkan angka stunting tidak hanya disupport pemerintah.
Pasalnya, tidak mungkin selama pemberintah memberikan makanan tambahan.
Maka, konsep bergerak bersama ini sangat diperlukan untuk penanganan stunting. Misalnya, di Kelurahan Salaman Mloyo ada bantuan dari masyarakat berupa makanan tambahan dan pendampingan.
“Mereka diajak makan pagi bareng atau makan siang bareng. Prinsipnya, swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah menurunkan angka stunting di Semarang,” terang Tia, sapaannya.
Tak hanya penanganan, sambung Tia, pihaknya bersama dinas lain termasuk PKK juga memberikan edukasi mengenai kesehatan dan reprodukso kepada calon pengantin atau calon ibu sebagai upaya pencegahan stunting. (ksm)