Perekonomian Jateng Masih Terjaga, Perkembangan Kinerja Fiskal Regional Tetap Optimal

Semarang, UP Radio – Dalam situasi gejolak global, APBN 2024 dioptimalkan sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah, serta mendukung agenda pembangunan di Jawa Tengah secara maksimal.

Ketidakpastian global pada tahun 2024 masih tinggi, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti El Nino, tensi geopolitik, dan perlambatan ekonomi global. Namun, ekonomi Indonesia, termasuk Jawa Tengah, tetap menunjukkan resiliensi.

Jawa Tengah berkontribusi dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional, dengan pertumbuhan yang positif dan inflasi yang terkendali di tingkat daerah.

Advertisement

Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Bayu Andy Prasetya mengungkapkan, APBN sampai dengan bulan Desember 2024 mencatatkan kinerja optimis dengan Penerimaan APBN Jawa Tengah berhasil mencapai Rp122,2 triliun, melampaui target Rp119,88 triliun (101,94% dari target).

“Kondisi ini sejalan dengan capaian Belanja APBN yang tumbuh optimis dengan realisasi sebesar Rp114,46 triliun (96,05% dari pagu) tumbuh 4,99% (yoy), terdiri dari Belanja Kementerian Lembaga (K/L) mencapai Rp44,63 triliun (91,59% dari pagu) dan Belanja TKD mencapai Rp69,83 triliun (99,13% dari pagu),” terang Bayu dalam siaran pers tanggal 30 Januari 2025.
Bayu menambahkan dalam APBD Jawa Tengah, Pendapatan Daerah berhasil mencapai realisasi sebesar Rp109,85 triliun (94,81% dari target) dan Belanja Daerah dengan realisasi Rp106,44 triliun (88,81%).

“Kontribusi realisasi TKDD terhadap pendapatan APBD sampai dengan 31 Desember 2024 sebesar Rp69,83 triliun atau 64,15% dari total realisasi pendapatan APBD menunjukkan bahwa TKDD masih menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi Jawa Tengah,” tambahnya.

Hal ini mencerminkan pentingnya dukungan dari pemerintah pusat dalam mendorong pembangunan daerah termasuk penyediaan layanan publik di Jawa Tengah.

Kepala Kanwil.Bea Cukai JawaTengah Akhmad Rofiq.(dok/djp)

Kepala Kanwil.Bea Cukai JawaTengah Akhmad Rofiq mengatakan maraknya barang selundupan dan impor ilegal berdampak pada terhambatnya investasi terutama di sektor tekstil yang menyebabkan banyak pabrik tutup dan PHK.

“Untuk mendukung Program Asta Cita Presiden RI, pengawasan diperkuat melalui sinergi Bea Cukai, Polri, Kejaksaan, TNI, dan kementerian terkait,” tegasnya.

Sepanjang 2024, Kanwil Bea Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta berhasil mengamankan barang ilegal senilai Rp308,45 miliar dan mencegah kerugian negara Rp117,72 miliar.(shs)

Advertisement