Semarang, UP Radio – Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) kembali mencatatkan capaian akademik bertaraf internasional melalui penyelenggaraan Educalingua International Conference (EIC) 2025.
EIC merupakan forum ilmiah yang melibatkan enam perguruan tinggi dari lima negara yakni Indonesia, Thailand, Timor Leste, Filipina dan India.
Konferensi merupakan rangkaian perayaan Dies Natalis ke-44 UPGRIS yan pembukaanya dilakukan Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati MHum.
Dalam sambutannya, Rektor menegaskan pentingnya membangun jejaring akademik global sebagai bagian dari transformasi pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Dekan FPBS, Siti Musarokah SPd MHum dalam laporannya menyampaikan Educalingua merupakan bagian dari strategi internasionalisasi fakultas dan menjadi ruang kolaborasi nyata antardosen, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara.
“Semangat konferensi ini bukan hanya pada pertukaran gagasan, tetapi juga penguatan koneksi lintas budaya yang semakin penting di era global,” ungkapnya.
Kegiatan ini menghadirkan lima keynote speaker dari institusi mitra Prof Dr Senowarsito MPd (PGRIS, Indonesia), Prof (Dr) Rajeev Bhardwaj (DBS Global University–India), Asst Prof Dr Malinee Phaiboonnugulkij (Nakhon Ratchasima Rajabhat University–Thailand), Dr Rina Rose Budeng (Don Mariano Marcos Memorial State University–Filipina), serta Marcos Taec Abi, MA-ELT (Dili Institute of Technology–Timor Leste).
Di bawah koordinasi Ketua Panitia, R Yusuf Sidiq Budiawan MA konferensi ini berhasil menghimpun 132 presenter yang mempresentasikan 66 makalah, serta diikuti oleh 241 peserta dari lima negara.
Berbagai isu strategis dalam pengajaran bahasa, literasi multikultural, teknologi pendidikan, dan kebijakan linguistik menjadi topik hangat dalam sesi paralel yang berlangsung interaktif dan reflektif.
Konferensi ini juga menjadi bagian dari implementasi kerja sama akademik FPBS UPGRIS dengan UNRIKA (Indonesia), DGU (India), NRRU (Thailand), DMMMSU (Filipina), dan DIT (Timor Leste).
Ke depan, FPBS menargetkan perluasan jejaring hingga ke Australia dan Eropa sebagai bentuk komitmen menuju kampus yang semakin terbuka dan mendunia.
“Melihat antusiasme yang tinggi serta kualitas kontribusi dari para presenter dan peserta, kami optimis bahwa Educalingua layak menjadi agenda tahunan FPBS. Konferensi ini bukan sekadar forum ilmiah, tetapi menjadi ruang strategis untuk membangun jejaring internasional yang berkelanjutan. Ini adalah bagian dari langkah konkret kami dalam memperkuat posisi UPGRIS di panggung pendidikan global,” ungkap Yusuf yang juga Wakil Dekan I FPBS UPGRIS. (pai)
