Semarang, UP Radio — Ketua PGRI Jawa Tengah yang juga anggota Komite I DPD RI, Dr. H. Muhdi, SH, M.Hum, kembali mengajak seluruh anggota PGRI Jateng menunjukkan solidaritas bagi warga Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang tengah terdampak bencana banjir dan longsor dahsyat.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan meninggal dunia dalam musibah tersebut. Di antara para korban terdapat banyak siswa, guru, dosen, dan tenaga kependidikan.
“Apakah teman-teman siap membantu saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat?” ujar Muhdi saat memberikan sambutan pada Resepsi Peringatan HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Balairung UPGRIS Semarang, Sabtu (6/12/2025).

Ajakan itu langsung disambut serempak oleh lebih dari seribu pengurus PGRI Jawa Tengah yang hadir dengan jawaban tegas: “siap.” Setelah ini, PGRI Jateng akan segera melakukan penggalangan dana, sebagaimana yang selalu dilakukan organisasi tersebut ketika terjadi bencana nasional.
PGRI Jateng sebelumnya telah memberikan bantuan dalam berbagai bencana besar. Di antaranya, bantuan untuk Bencana Semeru sebesar Rp1,5 miliar dan Gempa Cianjur sebesar Rp1,2 miliar.
“Mari kita ulurkan tangan seikhlasnya untuk bersama-sama pemerintah dan masyarakat Indonesia membantu musibah yang terjadi, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dan bila terjadi bencana selanjutnya, kita akan terus menunjukkan solidaritas dan jiwa kesetiakawanan kita,” tegas Muhdi.
Dalam kesempatan yang sama, Muhdi menegaskan kembali bahwa Hari Guru Nasional merupakan hadiah dari Presiden Soeharto untuk PGRI, sehingga tanggal peringatannya ditetapkan sama dengan hari lahir PGRI.
Ia mengapresiasi pemerintah daerah yang memberikan izin kepada guru untuk menggunakan seragam PGRI saat peringatan Hari Guru Nasional.
“Dulu Bupati dan Wali Kota menyelenggarakan peringatan HUT PGRI dan HGN pada hari yang sama bersama PGRI. Bahkan panitianya pun disusun bersama,” jelas Muhdi.
Oleh karena itu, ia memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah yang masih menjaga tradisi tersebut.
Muhdi juga menyinggung perjuangan PGRI dalam memajukan pendidikan nasional. Menurutnya, pendidikan di Indonesia hanya dapat maju apabila pemerintah memastikan guru, dosen, dan tenaga kependidikan mendapatkan penghormatan yang layak, termasuk status, penghasilan, dan perlindungan dalam menjalankan tugas. (shs)
