Semarang, UP Radio – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menguatkan gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan) sebagai langkah strategis menstabilkan harga pangan, menekan inflasi, sekaligus meningkatkan gizi masyarakat.
Program ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional tingkat pusat yang digelar di Jawa Tengah dengan tema “Pangan Akuatik sebagai Alternatif Sumber Pangan Jawa Tengah”.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Endy Fais Effendi menegaskan, fluktuasi harga pangan kerap menjadi pemicu utama inflasi daerah. Karena itu, sektor perikanan dinilai berperan penting sebagai sumber protein hewani alternatif yang melimpah dan berkelanjutan.
“Jawa Tengah memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar untuk menstabilkan pasokan pangan dan mendiversifikasi sumber protein. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih sehat dan kesejahteraan daerah terjaga,” ujar Endy.
Dalam kegiatan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng meluncurkan serangkaian program edukasi dan promosi ikan kepada masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah.
Sekitar 500 siswa dari 10 SD di Kota Semarang mengikuti Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang melibatkan berbagai pihak seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jateng, Bank Indonesia, serta komunitas pecinta kuliner dan UMKM.

Kegiatan juga diisi dengan lomba masak ikan yang diikuti 50 tim dari SMA/SMK se-Jateng, seafood festival yang menyajikan 1.000 porsi ikan, hingga pameran produk unggulan perikanan dari 24 kabupaten/kota. Bank Indonesia turut mendukung dengan program literasi keuangan digital dan edukasi ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa konsumsi ikan dapat menjadi solusi nyata untuk menjaga stabilitas harga pangan.
“Inflasi Oktober 2025 sebesar 0,4 persen, sebagian besar dipicu oleh naiknya harga daging ayam ras dan telur. Karena itu, ikan perlu dijadikan alternatif sumber protein yang terjangkau dan bergizi tinggi,” jelas Rahmat.
Ia menambahkan, edukasi sejak usia dini penting dilakukan karena konsumsi ikan di Jawa Tengah masih tergolong rendah. Salah satu sebabnya adalah kebiasaan masyarakat yang menganggap semua lauk disebut “iwak”, termasuk daging ayam dan sapi.
“Padahal, ikan memiliki kandungan protein tinggi, mudah diserap tubuh, serta kaya omega-3 yang baik untuk otak dan jantung. Edukasi kepada anak-anak SD akan membentuk kebiasaan sehat sejak dini,” imbuhnya.
Rahmat juga mencatat, sektor pertanian dan perikanan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah. Pada triwulan III tahun 2025, sektor ini tumbuh 12,88 persen, menempati urutan ketiga tertinggi setelah industri pengolahan dan perdagangan. Sementara ekspor produk kelautan dan perikanan Jateng tahun 2024 mencapai 83,15 juta ton dengan nilai Rp5,76 triliun.
Sementara itu, Sekda Provinsi Jateng Sumarno menyampaikan pentingnya menjadikan makan ikan sebagai budaya masyarakat.
“Jawa Tengah ini lumbung pangan, tapi kita sering terombang-ambing karena inflasi. Salah satu kuncinya adalah membiasakan masyarakat gemar makan ikan. Ini bukan sekadar program, tapi gaya hidup sehat,” katanya.
Sumarno menyebutkan berbagai manfaat ikan bagi tubuh, mulai dari menjaga kesehatan jantung dan otak, membantu pertumbuhan anak, hingga mencegah penyakit autoimun. Ia juga berpesan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada ikan impor seperti salmon.
“Ikan lokal kita seperti pindang justru memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari salmon. Jadi tidak perlu yang keren-keren dari luar negeri,” ujarnya.
Selain kampanye makan ikan, Pemprov Jateng juga memperkuat dukungan kepada sektor kelautan lainnya, termasuk empat kelompok petani garam di Demak dan Rembang.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah juga menyalurkan bantuan sarana produksi untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian garam lokal.
“Garam ini penting untuk mendukung UMKM makanan-minuman di Jawa Tengah, agar tidak bergantung pada bahan impor,” jelas Endy Fais Effendi.
Ia menambahkan, program diversifikasi pangan melalui ikan, garam, dan sorgum menjadi bagian dari strategi menjaga inflasi tetap rendah sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
