Semarang, UP Radio – Pengelolaan inovasi dan kolaborasi internasional menjadi bagian dari komitmen Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (UPGRIS) untuk memperkuat kapasitas institusi Pendidikan tinggi.
Enhaning Higher Education Capacity for Sustainable Data Driven Food System in INDonesia (FIND4S) merupakan inisiatif kolaboratif yang bertujuan menetapkan hubungan antara pihak-pihak di dalam konsorsium FIND4S, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja antara para pihak, pengelolaan projek, dimana projek-projek yang dilakukan.
Adapun projek yang dapat dikerjakan diantaranya Benchmarking (study visit) tentang kondisi terkini keberlanjutan sistem pangan di Eropa, pengembangan kapasitas manusia, peningkatkan kurikulum dan pengembangan mata kuliah program sarjana yang sudah ada dengan Perspektif Hijau, serta pengembangan fasilitas kelembagaan.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam rangkaian program Erasmus + yang merupakan donatur dari FIND4S, yang bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan, serta adopsi praktik terbaik dari universitas-universitas unggulan di Eropa.

Hingga kini terdata FIND4S memiliki anggota 11 universitas dengan 7 universitas berasal dan Jawa Tengah, Indonesia dan 4 universitas berasal dari Eropa.
Salah satu kegiatan dari FIND4S, yaitu Benchmarking (study visit) ke KU LEUVEN yang merupakan salah satu anggota yang berasal dari Eropa padatanggal 12 – 24 Mei 2025. Pada kesempatan tersebut, UPGRIS mengirimkan dua perwakilannya, yaitu Kepala Program Studi Prodi Teknologi Pangan Fafa Nurdyansyah, STP MSC dan PIC FIND4S dari UPGRIS Dr Rini Umiyati, MSi.
Kepala Program Studi Prodi Teknologi Pangan Fafa Nurdyansyah, STP MSC Mengungkapkan kegiatan bertujuan membuka peluang kolaborasi internasional dalam bidang akademik, riset, dan pengembangan kebijakan institusi pendidikan tinggi antara universitas-universitas di Indonesia dan KU Leuven.
“KU Leuven sebagai salah satu universitas riset terkemuka di dunia dan tuan rumah kegiatan, menyambut delegasi dari mitra perguruan tinggi dari Indonesia dengan berbagai kegiatan seminar, workshop dan kunjungan lapangan, yang membahas strategi penguatan riset, kurikulum, transfer teknologi, serta manajemen inovasi berbasis kolaborasi,” kata Fafa.
Fafa menambahkan kunjungan ini menjadi momen penting, khususnya bagi Program Studi Teknologi Pangan untuk melihat secara langsung bagaimana universitas ternama dunia seperti KU Leuven mengelola sistem pendukung mahasiswa yang efektif, inklisuf dan berorientasi ke masa depan.
“Banyak hal yang bisa kami adopsi dan sesuai dengan perguruan tinggi di Indonesia,” terangnya.
Fafa berharap kegiatan Benchmarking (study visit) ini diharapkan dapat diterapkan di masing-masing universitas anggota konsorsium untuk memperkuat sistem layanan mahasiswa, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dan meningkatkan daya saing lulusan di tingkat nasional maupun global. (pai)