Proyek Stategis Nasional Dorong Kinerja Perekonomian Jawa Tengah di Tahun 2025

Semarang, UP Radio – Kinerja perekonomian nasional tercatat masih tetap solid di tengah ketidakpastian global. Pada periode 2024, perekonomian nasional berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,03% (yoy).

Kepala perwakilan kantor Bank Indonesia propinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengungkapkan, Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat lebih baik dibandingkan beberapa peer countries seperti Singapura (4,3%), Arab Saudi (4,4%) dan Malaysia (4,8%).

Menurut Rahmat, Proses pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut diprakirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid pada 2025.

Advertisement

“Selain itu lima sinergi bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional akan senantiasa ditempuh guna memperkuat ketahanan dan meningkatkan kinerja perekonomian nasional yang lebih tinggi,” kata Rahmat saat menggelar Media Briefing di Kantor BI Jawa Tengah, Senin (17/2/2025).

Dijelaskan Lima bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional tersebut meliputi (1) sinergi memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, (2) sinergi mendorong pertumbuhan domestik (konsumsi dan investasi), (3) sinergi meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional, (4) sinergi pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian, serta (5) sinergi digitalisasi pembayaran dan sektor jasa.

“Sejalan dengan perekonomian nasional, perekonomian Jawa Tengah 2024 juga tetap tumbuh kuat sebesar 4,95% (yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 4,97% (yoy),” ujarnya.

Menurut Rahmat, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah relatif lebih tinggi dibandingkan Banten (4,79%), DKI Jakarta (4,90%) dan Jawa Timur (4,93%).

“Petumbuhan perekonomian Jawa Tengah yang terjaga didorong oleh permintaan domestik yang bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga (RT).

“Konsumsi RT 2024 menyumbang 3,05% dan tumbuh 5,15% (yoy), yang utamanya bersumber dari maraknya kegiatan pesta demokrasi didukung inflasi pangan yang terkendali sehingga menjaga daya beli,” tambah Rahmat.

Selain konsumsi RT, investasi juga menjadi pendorong pertumbuhan 2024 dengan andil 1,88% dan tumbuh 6,55% (yoy) sejalan dengan berlanjutnya investasi sektor swasta dan pemerintah.

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan Jawa Tengah 2024 didorong oleh kinerja LU industri pengolahan* yg menyumbang 1,16% dan tumbuh 3,52% (yoy) sejalan dengan konsumsi masyarakat yg masih kuat dan ditunjang ekspor yg tumbuh signifikan.

Selanjutnya, Konstruksi menyumbang 0,84% dan tumbuh 7,97% (yoy), terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai di tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I. (shs)

Advertisement