Semarang, UP Radio – RSUD Prof Dr Margono Soekarjo (RSMS) terdorong membuat inovasi telemedicine bagi pasien yang enggan datang ke RS.
Tidak disangka, inovasi yang diberi nama Saydoc mampu menjadi Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
Atas capaian itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebut RSMS sebagai rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) yang tidak henti membuat inovasi dalam pelayanan publik.
Telemedicine Saydoc yang berhasil mengungguli ribuan kandidat tersebut, dinilai bisa menjamin kemudahan pasien untuk memperiksakan diri tanpa harus ke rumah sakit.
“Intinya telemedicine dan untuk penyakit-penyakit kronis sehingga orangnya tidak usah datang tapi bisa ngobrol langsung (dengan dokter). Diagnosnya bisa dengan kamera terus diskusi,” terangnya usai memaparkan inovasi pelayanan Publik Pemprov Jateng Telemedicine saydoc kepada tim panel independen Kemenpan-RB secara daring, di kantornya (1/7).
Selain memudahkan tidak harus datang ke rumah sakit, melalui Saydoc pasien juga tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk konsultasi dengan dokter.
“Jadi dari sisi efisiensi biaya ada, sisi kemudahan ada, hanya memang masih butuh sosialisasi kepada masyarakat, meskipun penggunanya sudah cukup banyak,” kata Ganjar.
Selain bisa melakukan asesmen secara virtual, Ganjar mengatakan, dokter juga bisa memberikan resep obat dan nantinya diantar langsung secara gratis. Selain itu, Telemedicine Saydoc saat ini juga sudah didukung BPJS.
“Alhamdulillah ini akan bisa membantu apalagi sekarang BPJS akan meng-cover (nanggung) itu. Sehingga sekarang orang dari rumah bisa diperiksa selesai dikasih obat, obatnya diantar dan itu gratis. Sehingga dengan cara ini masyarakat sangat dimudahkan,” tandasnya.
Plt Direktur RSMS Untung Gunarto menjelaskan, inovasi ini digagas dari situasi pandemi yang membuat banyak orang takut datang ke rumah sakit. Melalui Saydoc, pasien di wilayah Banyumas Raya tetap bisa memeriksakan diri dan mendapat obat dari dokter tanpa khawatir.
“Jadi kita bisa memeriksa secara langsung, dokter-dokter melihat kondisi yang ada dengan pasien, kemudian bisa kita asesmen, kita tentukan obatnya dan (obatnya) diantar,” jelasnya.
Saat ini, telemedicine Saydoc telah direplikasi dua rumah sakit daerah di Bandung. Selain mereka masih ada sembilan rumah sakit lainnya yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia yang dalam proses mereplikasi. (hms)