Sekolah Tak Penuhi Kuota, Dewan Minta Ada Sinkronisasi Data dengan Disdalduk dan BPS

Semarang, UP Radio – Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Semarang, dipastikan tidak memenuhi kuota alias kekurangan siswa, setelah Sistem Pendaftaran Murid Baru (SPMB), online ditutup Sabtu (14/6) lalu.

Dari data yang dihimpun, jumlah pendaftar pada tahun ini mencapai 38.778 siswa, dari jalur domisili, afirmasi dan mutasi. Sementara kuota siswa jumlah 14.476 siswa yang tersebar di 325 SDN.

Data dari https://spmb.semarangkota.go.id/sd ada beberapa sekolah, masih kekurangan siswa seperti SDN Karang Tempel, yang hanya ada 9 pendaftar. Lalu SD Bugangan 02, ada 20 siswa. SDN Wonodri 19 siswa, SDN Karang Kidul 14 siswa, SDN Kembangsari 01 sebanyak 25 siswa.

Advertisement

Lalu ada SDN Sekayu hanya ada 12 pendaftar, SDN Gabahan 8 pendaftar, SDN Randugarut 13 pendaftar. SDN Mangunharjo Tugu, 23 siswa pendaftar. SDN Gajahmungkur 02, 24 pendaftar.

Ada pula SDN Kandri 02, dengan 15 pendaftar. SDN Tegalsari 02 sebanyak 11 pendaftar. SDN Purwoyoso 06 ada 23 pendaftar, SDN Srondol Kulon 03, 18 pendaftar.

SDN Tinjomoyo 03, 16 pendaftar, SDN Cangkiran 02, ada 22 siswa pendaftar, SDN Gondoriyo 20 siswanya pendaftar jari jumlah kuota siswa sebanyak 28 siswa. Sementara di SDN Jomblang 03, yang menyediakan kuota 56 siswa hanya ada 25 pendaftar.

“Sebenarnya untuk SPMB, harus ada sinkronisasi data kependudukan di wilayah antara jumlah penduduk yakni siswa usia sekokah dan jumlah kuota. Ini harus dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik), BPS, dan Disdalduk,” kata Anggota Komisi D, Arya Setya Novanto, Senin (16/6).

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, dengan sinkronisasi data, maka akan diketahui gambaran umur siswa yang akan masuk ke sekolah. Hal ini perlu dilakukan agar anak-anak bisa mendapatkan haknya untuk mendaftar di sekolah negeri.

“Misalnya di Gabahan ini kan banyak perumahan, bisa dilihat jumlah anak sekolahnya, hal ini dilakukan agar bisa menentukan kebutuhan siswa dan jumlah kuota siswa baru,” jelasnya.

Dewan kata dia, meminta Disdik untuk membuka pendaftaran secara offline agar bisa memberikan kesempatan bagi siswa yang belum bisa diakomodir agar kuotanya terpenuhi.

Selain itu juga harus dilakukan evaluasi dengan menambah opsi jalur pendaftaran, misalnya dengan perluasan radius zonasi.

“Bisa dibuka offline dulu, agar jumlah siswanya bertambah. Tahun juga juga harus ada evaluasi lagi khusus sekolah yang kurang siswa untuk menambah jangkauan radiusnya,” bebernya.

Jika memang masih belum terpenuhi, lanjut Arya pembelajaran harus tetap dilakukan dengan siswa yang ada atau kelompok kecil. Sementara disinggung terkait penggabungan sekolah, menurutnya harus dipertimbangkan dengan matang dengan kajian dan pemetaan.

“Atau berkolaborasi dengan sekolah swasta gratis yang sudah diakomodir Pemkot, yang memiliki kelebihan siswa,” ujarnya.

Advertisement