Semarang, UP Radio – Proyek pembangunan Taman Indonesia Kaya di lahan eks Taman KB Semarang segera diresmikan pada bulan Oktober 2018 ini. Proyek yang sempat menjadi kontroversi di kalangan pedagang karena Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang menggandeng investor Djarum Foundation dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Sebagian kelompok menilai kebijakan pemerintah dikendalikan oleh pemodal besar, sedangkan pedagang kecil diusir. Tetapi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tetap merealisasikan proyek tersebut.
“Pilot project Taman Indonesia Kaya ini bukan proses yang ujug-ujug,” kata walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Dijelaskannya, proyek Taman Indonesia Kaya ini merupakan terobosan pembangunan dengan menggandeng investor swasta sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). “Tujuannya untuk mempercantik Kota Semarang,” tegasnya.
Sejumlah pertanyaanpun terungkap, Keuntungan bagi pihak swasta apa? Keuntungan bagi Pemkot Semarang seperti apa? Masyarakatnya bagaimana? Hendi menegaskan bahwa semuanya telah melewati kajian dengan proses panjang, hingga akhirnya terwujud pembangunan Taman Indonesia Kaya.
“Dari dasar itu saya rasa, kami bisa share ke perusahan besar lain, bahwa Djarum Foundation ini mengatakan kepada kami ‘tidak apa-apa tidak perlu ada logo’. Mereka cuma meminta satu syarat. Kalau sebulan ada empat kali malam minggu, mereka meminta satu kali malam minggu untuk kegiatan pertunjukan seni budaya. Kan ini malah bagus, bisa menghibur masyarakat. Maka kami setujui,” bebernya.
Setelah sepakat, lanjut Hendi, akhirnya dilakuan pembangunan Taman Indonesia Kaya dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 3-4 miliar.
“Nanti tanggal 10 Oktober 2018 diresmikan. Kalau dipetakan, kita masih punya sejumlah tempat yang layak dan bisa di-share ke perusahaan swasta sebagai CSR. Misalnya Taman Garuda Kota Lama, Taman Diponegoro dan lain-lain, bisa dikerjasamakan,” katanya.
Menurut Hendi, membangun Kota Semarang perlu dilakukan bersama-sama agar pembangunan bisa menyeluruh. “Hal paling penting, mari bersama-sama melakukan kreativitas yang membuat masyarakat bangga terhadap kota ini,” katanya.
Berbagai taman yang menyebar di seluruh wilayah kelurahan dan kecamatan di Kota Semarang hingga telah digalakkan. Tetapi Hendi mengakui kepedulian masyarakat untuk merawat taman masih kurang. Di lain sisi, ketersediaan peralatan yang dimiliki oleh Pemkot Semarang untuk mendukung perawatan taman belum memadai.
“Kami sudah evaluasi, kelemahan pemerintah mengenai ketersediaan tangki penyemprotan atau penyiraman taman masih kurang. Sehingga di anggaran perubahan kami anggarkan untuk tangki,” katanya.
Lebih lanjut, Hendi juga meminta kepada masyarakat, terutama taman di wilayah kelurahan dan kecamatan agar dilakukan perawatan secara berkelanjutan. “Mbok dirawat bareng. Kenapa sih harus menunggu dinas, kalau udah kering kerontang, termasuk mengoptimalkan OPD yang lain. Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang dalam seminggu ini tiga kali latihan memadamkan api di Simpang Lima untuk nyemprot rumput. Memang itu saya minta biar rumputnya tidak kering kerontang,” katanya. (ksm)