Semarang, UP Radio – Banjir yang melanda Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, kembali menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Semarang. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab di sapa Mbak Ita turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi terkini serta memastikan langkah-langkah cerdas strategis yang akan diambil guna mengatasi permasalahan ini.
Banjir terjadi akibat meluapnya sungai di wilayah tersebut, yang dikenal warga dengan nama Kali Kudu. Salah satu penyebab utama adalah tersendatnya aliran air menuju laut karena pintu air di muara Kali Dumbo, Kabupaten Demak harus ditutup akibat kondisi pasang.
Hal ini menyebabkan air tertahan dan menggenangi permukiman di Kelurahan Kudu, terutama di RW 7 yang terdampak di 11 RT.
Banjir di wilayah ini bukanlah kejadian baru. Secara geografis, Kali Kudu sejajar dengan jalan utama, sehingga ketika debit air meningkat dan tidak dapat langsung mengalir ke laut, air cenderung meluap ke jalan dan pemukiman warga. Infrastruktur yang ada saat ini masih memiliki keterbatasan, terutama dalam sistem pengendalian air di muara sungai.
Mbak Ita menegaskan bahwa permasalahan ini tidak bisa hanya diselesaikan di tingkat kota, tetapi juga memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Demak, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta PLN dan PDAM. “Kami tidak bisa saling menyalahkan, yang perlu kita lakukan adalah mencari solusi bersama agar kejadian ini tidak terus berulang,” jelas Mbak Ita.
Sebagai respons cepat terhadap banjir ini, Pemerintah Kota Semarang telah mengambil sejumlah langkah konkret, di antaranya
Pertama, pemasangan Sandbag
Sandbag atau karung pasir yang digunakan untuk menahan limpasan air agar tidak semakin meluas ke pemukiman. Sandbag ini akan ditempatkan di sepanjang aliran Kali Kudu yang berpotensi meluap.
Karena air tidak dapat mengalir ke laut akibat kondisi pasang, penyedotan air menggunakan pompa menjadi solusi utama agar genangan cepat surut.
Menyadari bahwa solusi darurat saja tidak cukup, Wali Kota Semarang menegaskan pentingnya pembangunan sheetpile (dinding penahan tanah) di sepanjang Kali Kudu. Saat ini, sheetpile sudah dibangun di Sayung, Kabupaten Demak, tetapi belum menjangkau wilayah Kelurahan Kudu.
“Kami sudah meminta kepada BBWS untuk melanjutkan pembangunan sheetpile di wilayah ini. Namun, kami memahami bahwa ada kendala anggaran yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, sambil menunggu pembangunan ini, kami akan terus mencari alternatif solusi yang lebih cepat,” ujar Mbak Ita.
Pemerintah Kota Semarang juga memastikan bahwa warga terdampak mendapatkan bantuan yang cukup. Dinas Sosial telah menyalurkan sembako dan siap membuka dapur umum jika diperlukan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan juga telah menugaskan tim medis dari Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal dan penyakit perut.
Banjir yang terjadi di Kelurahan Kudu ini menjadi pengingat bahwa persoalan tata kelola air memerlukan solusi komprehensif dan kolaboratif.
Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah pusat, daerah sekitar, serta berbagai stakeholder lainnya guna memastikan permasalahan banjir dapat ditangani secara sistematis dan berkelanjutan. (ksm)