Wali Kota Semarang Dorong Literasi dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menghadiri kegiatan ‘Gerakan Semarang Membaca Untuk Mencintai Lingkungan’ dengan semangat YB Mangunwijaya yang digelar dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional.

Agustina menegaskan pentingnya semangat Romo YB Mangunwijaya sebagai inspirasi dalam pembangunan lingkungan yang bersih dan beradab, serta peningkatan literasi masyarakat.

“Romo Mangun menjadi inspirasi kita semua. Beliau bekerja tanpa pamrih dan mampu mengubah wilayah-wilayah yang biasa saja menjadi bersih dan tertata, tanpa konfrontasi,” ujarnya pada Senin, 8 September 2025.

[the_ad id="40097"]
Advertisement

Ia menambahkan, jika kegiatan ini juga menjadi momen refleksi terhadap kondisi pengelolaan sampah di Kota Semarang, terutama di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.

Karena TPA tersebut bukan hanya berdampak pada masyarakat sekitar, tetapi juga memengaruhi wilayah-wilayah yang cukup jauh karena masalah bau dan pencemaran.

“Kita terus berdoa agar upaya pemerintah kota dalam mengubah sampah menjadi energi listrik bisa segera terwujud. Menurut rencana, akhir tahun ini akan ada pemenang lelang yang siap membangun insinerator. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu dua tahun,” imbuhnya.

Agustina juga menyoroti pentingnya dukungan regulasi dari pemerintah pusat. Ia menyebut, meskipun saat ini proses masih mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) yang lama, pemerintah daerah siap mengikuti kebijakan terbaru agar pembangunan insinerator bisa segera dimulai.

“Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sementara itu, tanah seluas 11 hektar hasil ganti rugi proyek Jalan Tol Semarang-Demak pun sudah mulai digunakan. Proses penutupan TPA terus dilakukan agar tidak menimbulkan kebakaran, terutama di musim kemarau,” katanya.

Di sisi lain, menurut Agustina,
dalam peringatan Hari Literasi Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO setiap 8 September ini, menjadi pengingat pentingnya membangun budaya literasi di tengah masyarakat.

“Kita punya program gemar membaca, dengan target jumlah buku per tahun. Tapi tanpa advokasi dan penciptaan suasana yang mendukung, itu tidak akan berjalan. Membaca harus menjadi kebutuhan, bukan sekadar program,” tegasnya.

Agustina juga mengajak media massa untuk berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar dan mendidik masyarakat agar mampu membedakan sumber informasi yang terpercaya.

“Indeks literasi kita naiknya lambat. Kita harus kerja sama, termasuk dengan media, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana mencari dan memverifikasi informasi yang benar,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, semangat YB Mangunwijaya juga dikaitkan dengan rencana pengusulan beliau sebagai pahlawan nasional. Agustina menyebut bahwa Romo Mangun adalah tokoh yang tepat untuk diangkat, mengingat kiprah dan dedikasinya dalam bidang sosial dan kemanusiaan.

“Setidaknya kita punya tiga tokoh yang kita perjuangkan menjadi pahlawan nasional dari Semarang: dr. Kariadi, Mbah Soleh Darat, dan Romo Mangun. Meski pengusulannya berasal dari Kabupaten Sleman, semangat dan perjuangannya sangat relevan dengan nilai-nilai yang kita bangun di Semarang,” katanya.

[the_ad id="40099"]
Advertisement