2024, Pemprov Jateng Targetkan Nilai Investasi Naik 4 Persen

Semarang, UP Radio – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan investasi pada 2024 naik empat persen menjadi Rp79 triliun, dari capaian 2023 Rp77,02 triliun. Optimisme itu didukung dengan banyaknya industri berbasis padat karya, yang mengantre menanamkan modal di Jateng.

Sekretaris Daerah Jateng Sumarno mengatakan, sektor investasi merupakan gerbang untuk pembangunan daerah. Untuk itu, ia berharap agar layanan diselenggarakan secara berintegritas.

Sekda menyebut, selain sarana prasarana, kondusivitas wilayah, serta kemudahan berinvestasi, attitude juga menjadi faktor penentu.

Advertisement

“Begitu berminat, jangan sampai lepas. Karena itu di perizinan bisa dipermudah, melayani, menghantarkan mereka berinvestasi di Jateng,” tuturnya.

Sumarno mengingatkan, agar sektor perizinan berintegras, dengan menjauhi kompensasi lain atas layanan yang telah diberikan.

“Karena amanahnya ya permudah perizinan, karena ini rawan. Begitu mengharapkan kompensasi lain, menjadi tak menarik untuk investor. Seperti masuk portal yang harus membayar,” imbuhnya.

Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari, menambahkan, pihaknya memasang target kenaikan investasi sebesar empat persen pada 2024.

“Target investasi sesuai RPJMD kami naik empat persen. Kalau 2023 Rp77,02 triliun naik sekitar Rp79 triliun untuk UMK, PMA dan PMDN,” tuturnya.

Sakina mengaku optimistis dengan target yang telah ditetapkan. Ini didukung dengan investor lama yang telah berusaha di Jateng, dan antrean calon investor yang hendak masuk.

Ia menyebut, ada sekitar 97 industri yang siap masuk ke Jateng. Dari jumlah tersebut, 77 industri di antaranya dalam proses perizinan, sementara 45 industri sisanya tengah melakukan konstruksi.

Sakina menuturkan, relokasi industri berasal dari wilayah Banten, Jabar, Korea, Vietnam, hingga Tiongkok.

“Didominasi oleh industri padat karya yang menyerap banyak pekerja. Nilai investasi tidak begitu tinggi, tapi begitu dibuka bisa menyerap sekian ratus orang” sebutnya.

Ditambahkan, pada 2023, jumlah proyek investasi mencapai 43.080 unit. Sedangkan pada 2022 total proyek PMA dan PMDN hanya 19.374 unit.

“Penyerapan tenaga kerja sangat signifikan. Kami menyampaikan, PMA itu menyerap banyak tenaga kerja. Seperti aparel, tekstil, pakaian garmen, naik signifikan. Jumlahnya, menjadi 280.643 orang dari sebelumnya (2022) sebanyak 215.775 orang,” bebernya.

Adapun, tiga daerah yang mencatatkan pertumbuhan investasi signifikan 2023 dibanding 2022, adalah Kudus (144 persen), Kabupaten Pekalongan (675 persen) dan Kota Pekalongan (428 persen). (hms)

Advertisement