Semarang, UP Radio – Libur Natal selalu membawa warna tersendiri bagi sektor pariwisata di Kota Semarang. Tak hanya destinasi populer di pusat kota, kawasan pinggiran justru mulai mencuri perhatian wisatawan.
Salah satunya Wisata Kuliner Soto Sawah Mba Tutik yang berada di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Tempat makan ini menawarkan pengalaman berbeda. Pengunjung tidak sekadar menikmati semangkuk soto hangat, tetapi juga disuguhi panorama hamparan sawah hijau yang berpadu dengan latar pegunungan.
Dari area makan, Gunung Ungaran tampak jelas menjulang, menciptakan suasana pedesaan yang sejuk dan menenangkan.
Pantauan di lokasi pada libur Natal menunjukkan arus pengunjung yang terus berdatangan hingga siang hari.
Gasebo lesehan dan meja makan di area semi terbuka nyaris selalu terisi. Pengunjung datang silih berganti, mulai dari keluarga, pasangan muda, hingga rombongan anak muda yang ingin menghabiskan waktu libur dengan suasana alam terbuka.
Konsep semi indoor dan outdoor menjadi daya tarik utama. Area makan menyatu dengan lingkungan sekitar, membuat pengunjung bisa menikmati angin sepoi-sepoi tanpa rasa gerah.
Bentangan sawah yang mengelilingi lokasi memberi kesan luas dan lapang, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Meski menawarkan panorama alam yang memanjakan mata, Soto Sawah Mba Tutik tetap dikenal sebagai wisata kuliner yang ramah di kantong. Menu andalan berupa soto tersaji dengan harga terjangkau, sehingga bisa semua kalangan nikmati.
Salah satu pengunjung, Diana, warga Gunungpati, mengaku sudah beberapa kali datang karena suasana yang nyaman dan harga makanan yang bersahabat.
“Tempatnya enak, adem, pemandangannya luas. Konsepnya semi indoor, jadi nyaman. Cocok buat keluarga, tapi anak muda juga banyak yang datang,” kata Diana, Senin, 29 Desember 2025.
Menurut Diana, menu soto menjadi favorit utama pengunjung. Meski tersedia menu bakaran, soto tetap paling banyak dicari.
“Yang paling dicari di sini ya sotonya. Ada menu lain, tapi saya tetap pilih soto,” ujarnya.
Dari sisi harga, Diana menilai sangat sepadan dengan pengalaman yang didapatkan. Soto porsi besar dibanderol Rp8.000, sementara porsi kecil Rp5.000.
“Harganya menurut saya murah dan worth it,” katanya.
Selain soto, pengunjung juga bisa menikmati aneka gorengan dan jajanan tradisional dengan harga mulai Rp1.000 hingga Rp2.000 per item. Pilihan menu sederhana ini justru memperkuat kesan kuliner rakyat yang mudah dijangkau.
Daya tarik Soto Sawah Mba Tutik tak berhenti pada makanan. Panorama alam menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung yang ingin bersantai atau sekadar berfoto.
“Kalau lihat sekeliling, sawahnya luas. Gunung Ungaran juga kelihatan jelas dari sini. Itu yang bikin betah,” ujar Diana.
Tak sedikit pengunjung yang memanfaatkan lokasi ini sebagai spot fotografi berlatar alam terbuka. Pemandangan persawahan, burung-burung yang beterbangan, hingga siluet gunung menjadi daya tarik visual yang jarang ditemui di rumah makan dalam kota.
Keunggulan lain dari Soto Sawah Mba Tutik adalah fasilitas yang cukup lengkap tanpa tiket masuk. Pengunjung hanya perlu membayar makanan dan parkir kendaraan.
Sejumlah fasilitas tersedia, seperti area bermain anak, kolam renang, terapi ikan, spot foto bernuansa alam, serta area persawahan yang bisa dinikmati dari dekat.
“Di sini enggak ada tiket masuk, jadi makin oke buat keluarga,” kata Diana.
Kondisi ini menjadikan Soto Sawah Mba Tutik sebagai pilihan wisata keluarga yang ramah, terutama saat akhir pekan dan musim liburan panjang. Kehadirannya menunjukkan bahwa wisata kuliner tidak selalu harus mahal atau berada di pusat kota.
Dengan memanfaatkan keindahan alam sekitar, tempat makan sederhana di pinggiran kota justru mampu berkembang menjadi destinasi favorit.
Perpaduan menu soto murah, suasana pedesaan, hamparan sawah, serta latar Gunung Ungaran menjadikan Soto Sawah Mba Tutik sebagai alternatif wisata kuliner di Semarang yang layak dikunjungi.
Bagi warga lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati santapan sambil melepas penat dari kesibukan kota, Soto Sawah Mba Tutik menawarkan pengalaman sederhana namun berkesan. Tak heran, saat libur Natal dan Tahun Baru, tempat ini selalu menjadi magnet bagi para pencari kuliner bernuansa alam. (ksm)


