Jakarta, UP Radio – Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) menilai Keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menurunkan jumlah bandara internasional di Indonesia sebanyak 17 lokasi dinilai tepat.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan tindakan pengurangan bandara internasional seperti di Jawa Tengah, Palembang, hingga Banjarmasin ini dapat menggenjot konektivitas transportasi memeratakan pembangunan nasional.
“Pengurangan jumlah bandara internasional akan mengubah pola penerbangan nasional akan kembali kepada pola hub and spoke,” kata Denon dalam keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).
Menurut Denon, pola hub and spoke ini dapat meningkatkan konektivitas transportasi udara dan terjadi pemerataan pembangunan nasional.
Dia menjelaskan, melalui pola hub and spoke, bandara di kota kecil akan hidup dan menjadi penyangga (spoke) bagi bandara di kota yang lebih besar (sub hub).
Bandara sub hub kemudian akan menjadi penyangga bandara hub yang kemudian menghubungkan penerbangan ke luar negeri sebagai bandara internasional.
“Dengan demikian semua bandara dapat hidup, konektivitas penerbangan terbangun dan terjadi pemerataan pembangunan,” jelasnya.
Selain meningkatkan konektivitas transportasi udara dan pemerataan pembangunan, pola hub and spoke juga akan berdampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi bisnis penerbangan nasional. Sehingga, ke depannya hal tersebut juga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang.
Denon melanjutkan, penataan jumlah bandara internasional oleh pemerintah juga sudah adil. Hal tersebut karena bandara yang status penggunaannya domestik pada prinsipnya tetap dapat melayani penerbangan luar negeri untuk kepentingan tertentu secara temporer (sementara).
“Kepentingan tertentu itu seperti untuk Kenegaraan; Kegiatan atau acara yang bersifat internasional; Embarkasi dan Debarkasi haji; Menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti industri pariwisata dan perdagangan; dan Penanganan bencana,” kata Denon.
Sementara itu, dia menyebut banyaknya bandara yang bersifat internasional akan berdampak pada lebih banyaknya penerbangan internasional dibandingkan domestik, sehingga konektivitas nasional tidak terbangun.