Banyak Penularan Positif Covid-19 dari Klaster Pasar Kobong

Semarang, UP Radio – Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang telah melakukan rapid test maupun swab test di sejumlah fasilitas publik diantaranya pusat perbelanjaan, pasar tradisional, masjid, kafe, dan tempat publik lainnya.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebutkan, hasil dari rapid test maupun swab test yang telah dilakukan di sejumlah tempat. Ada dua orang reaktif di Pasar Peterongan dan Pasar Karanganyu saat dilakukan rapid test. Kemudian, dua orang tersebut langsung dilakukan swab test dan dinyatakan negatif.

Sementara, di Pasar Kobong, ada 8 orang reaktif saat dilakukan rapid test. Mereka pun langsung ditindaklanjuti dengan swab test dengan hasil positif. Kemudian, petugas melakukan tracking atau penelusuran terhadap keluarga orang yang dinyatakan positif dari klaster pasar kobong. Terakhir, 28 orang dinyatakan dengan rincian 11 orang merupakan warga luar Semarang dan 17 orang merupakan warga Semarang.

Advertisement

“Yang lebih ironis, ada dua keluarga di Pedurungan. Bapaknya pedagang di Pasar Kobong, istrinya positif, anaknya positif, beberapa tetangganya positif. Ini perlu kesadaran masyarakat meski nafan sehat harus menerapkan SOP Kesehatan. Takutnya, kita merasa sehat, keluarga kena,” ungkap Hendi, sapaannya, Kamis (28/5/2020).

Hendi melanjutkan, pihaknya belum menganalisis secara pasti penyebab penularan yang terjadi di pasar. Namun, menurutnya, pasar adalah pertemuan pembeli dan penjual yang mana penjual memasok barang dari berbagai daerah, semisal sayur dari Bandungan. Ikan dari Tuban, Rembang, Pemalang, Tegal, dan lainnya. Hal ini sangat berpotensi terjadi penularan. Transaksi melalui uang juga bisa saja menjadi media penularan.

“Di pasar ada transaksi uang, bisa juga. Seseorang yang menderita covid-19, tangan tidak terjaga, membawa uang untuk transaski bisa menyebar. Diharapkan, tangan harus selalu bersih. Setelah pegang uang harus cuci tangan,” imbaunya.

Hendi melanjutkan, pihaknya juga menjumpai dua orang reaktif di majid wilayah Semarang Barat. Setelah ditindaklanjuti dengan swab test, hasilnya negatif. Sedangkan rapid dan swab test yang dilakukan di mall, swalayan, dan kafe, hasilnya masih negatif. Hingga saat ini, Tim Gugus Tugas yelah melakukan hampir 10 ribu rapid test.

“Kita berangkat dari angka 47 kasus positif. Setelah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) jilid, sekarang ada 86. Jadi, kenaikannya ada 39 kasus. Ini jumlahnya banyak. Perlu kami sampaikan untuk tetap menjalankan SOP Kesehatan,” papar Hendi.

Dia mengaku prihatin terhadap masyarakat yang masih tidak menetapkan SOP kesehatan. Bahkan, saat diingatkan oleh tim patroli masih ada saja masyarakat yang marah.

Sanksi tegas pun tetap diberlakukan. Unit usaha yang melanggar batas operasional akan ditutup, sementara bagi masyarakat yang bandel tidak memakai masker hukuman berat sementara ini diminta untuk push up.

“Sampai tadi malam teman-teman patroli menemukan rombongan yang nongkrong diuar tanpa masker, diingatkan marah-marah. Saya rasa ini perlu gerakan bersama untuk menerapkan SOP kesehatan,” tambahnya. (ksm) 

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement