BPBD Butuh Peralatan Tambahan Untuk Penanganan Bencana

Semarang, UP Radio – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang belum memiliki peralatan yang lengkap untuk melakukan penanganan bencana.

Kepala BPBD Kota Semarang, Agoes Harmunanto menuturkan, hal tersebut tentunya menjadi kendala bagi para petugas BPBD ketika menangani suatu bencana. Hingga saat ini peralatan yang dimiliki BPBD Kota Semarang masih berupa peralatan manual.

“Kami belum mempunyai mobil tanki, belum mempunyai ekskavator. Peralatan manual masih sedikit,” tutur Agoes.

Advertisement

Dikatakannya, bencana tidak hanya datang saat musim penghujan saja seperti banjir maupun tanah longsor. Kekeringan saat musim kemarau juga termasuk kebencanaan yang harus ditangani oleh BPBD.

Oleh karena itu, mobil tanki dinilai peralatan yang sangat penting ketika musim kemarau tiba. Sebab, sejumlah daerah di Kota Semarang terkadang masih kekurangan air bersih.

“Mobil tanki ini untuk distribusi air bersih ke tempat-tempat yang kekurangan air. Selama ini kami masih bergantung kepada pihak lain untuk menangani masalah distribusi air bersih,” katanya.

Selain mobil tanki, lanjut Agoes, ekskavator juga peralatan yang dianggap krusial dalam penanganan bencana seperti tanah longsor. Selama ini, pihaknya masih bergantung kepada dinas lain ketika membutuhkan alat tersebut. Sehingga, penanganan bencana masih kurang cepat.

“Misalnya longsor beberapa waktu lalu, kami minta bantuan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). DPU mengirim eskavator tapi menyelesaikan pekerjaannya dulu. Padahal kami harus cepat menggali. Jadi, penanganan bencananya menjadi kurang cepat,” terangnya.

Diakuinya, BPBD kota Semarang masih memakai alat manual seperti pacul dan sekop ketika menangani beberapa kali longsor yang terjadi belum lama ini. Hal itu dinilai kurang maksimal. Terlebih jika terdapat korban yang tertimbun, penanganan menggunakan alat manual kurang cepar. Jika mendapati batu besar, petugas maupun relawan pun mengalami kesulitan dalam evakuasi.

“Kekuatan petugas terbatas. Jika pakai ekskavator penanganan akan lebih cepat,” ujarnya.

Agoes menambahkan, pihaknya akan mengajukan permohonan anggaran untuk pengadaan bego dan mobil tanki pada 2020 mendatang. Adapun besaran anggaran yaitu Rp 500 juta untuk pembelian eskavator dan Rp 800 juta untuk pembelian mobil tanki.

Sementara itu, pada tahun ini, Agus mengatakan, BPBD Kota Semarang menambah tiga early warning system (EWS) yang akan dipasang di Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, dan Sukorejo guna mendeteki bencana.

“Kami akan pasang tahun 2019 ini. Anggaran pengadaan tiga EWS senilai Rp 300 juta,” bebernya.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Laser Narindro mendorong BPBD Kota Semarang untuk melengkapi peralatan kebencanaan berupa mobil tanki dan eskavator.

“Masalah eskavator, nanti bisa melakukan pengadaan eskavator kecil agar bisa menjangkau jalan yang sempit,” ujarnya.

Selain fasilitas, lanjut Laser, pihaknya berharap ada kegiatan terkait masalah pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) seperti sosialisasi maupun pelatihan kesiapsiagaan bencana. Segmentasinya juga harus menyeluruh.

“Masalah bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Jadi, jangan hanya sarprasnya saja tapi juga kepedulian masyarakat dan kesadarannya juga harus didorong,” tegasnya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement