Semarang, UP Radio – Anak- anak panti asuhan Ar-Rhodiyah masih mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi karena kurangnya media pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat edukatif dan mudah untuk diciptakan.
Selain itu, perbedaan usia antar anak dalam panti asuhan tersebut juga menjadi beban tersendiri bagi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat menyenangkan tetapi tetap mengandung unsur edukatif bagi anak.
Keterbatasan segala bentuk fasilitas belajar dan pembelajaran dalam lingkungan panti asuhan juga menjadi alasan terkendalanya terciptanya suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan edukatif. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan tersebut diatas membatasi guru dan juga peserta didik dilingkungan panti asuhan untuk dapat belajar bahasa Inggris dengan lebih baik dan modern.
Dengan adanya permasalahan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat UPGRIS baru-baru ini adakan pendampingan. Tim yang terdiri dari Arso Setyaji MHum, Rahmawati MPd, Faiza Hawa MHum, serta Indri Kustantinah MHum memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yang terkait dengan proses belajar mengajar di lingkungan panti asuhan Ar-Rhodiyah Semarang.
Solusi tersebut Tim Pengabdian wujudkan kedalam bentuk pelatihan membuat crafting atau kerajinan tangan sebagai media edukasi belajar bahasa Inggris yang mudah, cepat, dan menyenangkan. Pelatihan ini Tim Pengabdian laksanakan dengan menggunakan metode identifikasi masalah, pelatihan, pendampingan dan monitoring.
Arso Setyaji ketua pelaksana menyampaikan fokus dari pelatihan ini adalah membuat media pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan dan edukatif melalui pembuatan crafting. “Pembuatan crafting ini melatih ketrampilan dan kekretifan peserta didik untuk menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan serta dapat melatih motorik anak,” imbuh Arso.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa peserta didik mampu menguasai materi dan menciptakan berbagai macam kreasi media edukasi pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, kekretatifan anak dalam mengolah bahan menjadi media edukasi meningkat. Sebagai tambahan, skill peserta didik untuk memecahkan masalah dan bekerjasama dalam tim juga meningkat. (pai)