Dewan Minta Pemkot Ambil Sikap Terkait Kenaikan Harga Gula

Semarang, UP Radio – DPRD Kota Semarang meminta Dinas Perdagangan Kota Semarang segera mengantisipasi sekaligus menyikapi kenaikan harga beberapa bahan pokok di Kota Semarang.

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim menduga, dampak informasi penyebaran virus corona menyebabkan kenaikan beberapa bahan pokok di Kota Semarang. Satu di antaranya harga gula pasir yang terus merangkak hingga kisaran Rp 17 ribu per kilogram.

“Jika tidak diantisipasi tidak menutup kemungkinan harga akan terus naik dan diikuti kenaikan harga kebutuhan pokok lain,” tutur Mualim, Selasa.

Advertisement

Lebih lanjut, Mualim menambahkan, saat ini sudah mendekati bulan puasa dan lebaran. Apabila kenaikan bahan pokok tidak segera dikendalikan, dapat menyebabkan persoalan ketidakstabilan ekonomi. Apalagi jika sampai terjadi panic buying lantaran isu virus corona masih terus beredar.

“Biasanya awal Ramadan dan jelang Idul Fitri juga ada kenaikan harga kebutuhan barang pokok. Kalau saat ini sudah mulai naik, kasihan masyarakat karena awal Ramadan nanti berpotensi akan ada kenaikan harga lagi,” ujarnya.

Dia mendorong Pemkot Semarang segera melakukan upaya menekan kenaikan bahan pokok melalui operasi pasar. Dia juga meminta Pemkot terus berkoordinasi dengan kepolisian mengantisipasi oknum yang melakukan penimbunan barang.

“Biasanya sebagian masyarakat malah memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi. Misal, menimbun bahan pokok yang sudah langka, untuk dijual dengan harga tinggi,” imbuhnya.

Kabid Pengembangan Perdagangan dan Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sugeng Dilianto mengatakan, secara umum ketersediaan gula di setiap pasar di Kota Semarang masih ada. Hanya saja, memang harga dari distrubutor sudah naik Rp 15-16 ribu. Sehingga harga di pasaran bisa mencapai Rp 17 ribu.

“Ketersediaan gula di semua pasar masih ada. Karena permintaan tinggi maka harganya naik,” ucap Dili.

Menurutnya, isu virus corona tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga gula. Kenaikan harga gula disebabkan lantaran faktor cuaca tidak menentu sehingga bahan baku gula berupa tebu masih belum bisa dipanen. Masa giling masih menunggu hingga akhir Mei 2020. Sedangkan impor masih dalam proses administrasi di tingkat Pemerintah Pusat.

Mengantisipasi kenaikan harga gula, pihaknya koordinasi dengan pihak Disperindag Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, Disperindag melanjutkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.

“Langkah Pemerintah masih menunggu importasi raw sugar yang saat ini masih proses di importir diharapkan sebelum lebaran harga sudah normal karena pabrik gula bersedia memproduksi dengan bahan baku raw sugar,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, langkah lain dari Pemerintah adalah menerbitkan Permendag Nomor 14 Tahun 2000 tentang Ketentuan Impor Gula yg diundangkan 18 Februari 2020 yang berlaku 30 hari. Kemudian, regulasi baru tersebut membolehkan swasta ikut mengimpor gula untuk stabilisasi harga di tingkat konsumen. Hal ini diharapkan dapat membuat harga gula kembali normal. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement