Semarang, UP Radio – Gandhi memorial internasional school (GMIS) yang telah berdiri di Indonesia sejak tahun 1950 kembali membuka sekolah internasional ke 6 di kota Semarang.
GMIS Semarang rencananya akan membuka pendidikan tingkat Taman kanak kanak hingga SMP dengan menerapkan metode kurikulum pendidikan Internasional dan telah memulai aktivitas nya sejak tahun 2015 lalu.
President Gandhi Seva Loka Shyam Rupchand Jethnani mengatakan hal tersebut saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sekolah Ghandi Memorial International School yang berlokasi di Jl. Bukit Panorama Graha Candi Golf Semarang (6/10).
“Pembangunan gedung sekolah baru diharapkan dapat selesai bulan Juni tahun 2018 dan diharapkan pada tahun 2018 akan dapat ditempati untuk proses belajar mengajar,” terang Syham.
Menurutnya Pembangunan akan dilakukan secara bertahap dan saat ini merupakan tahap pertama berupa bangunan 2 lantai yang dibangun di atas lahan seluas 6 ribu m2.
Ghandi Memorial International School di Kota Semarang berada di bawah naungan Ghandi Seva Loka (GSL) merupakan sekolah ke 6 setelah sebelumnya didirikan di Jakarta dan Bali.
“Sejumlah fasilitas akan disediakan diantaranya fasilitas olahraga, laboratorium IPA, Lab Komputer dan Klinik Kesehatan. Diharapkan mampu memberi kenyamanan setiap Siswa GMIS,” tambahnya.
GMIS dalam proses pembelajaran akan mengacu pada kurikulum international dan nasional yang berlaku di komunitas GMIS foundation. Kurikulum tersebut saat ini sudah di pakai di sedikitnya 199 negara di seluruh dunia.
“Sebagai bukti GMIS menggunakan kurikulum nasional, pihaknya mewajibkan setiap siswa WNI mengikuti Ujian Nasional (UN),” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Muljono menyatakan, kemunculan sekolah internasional baru di Kota Semarang diharapkan bisa memberikan angin segar bagi dunia pendidikan. Terutama, untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan.
“Sekolah internasional bisa memberi warna di dunia pendidikan dan ikut memajukan pendidikan daerah sekitar. Sehingga, akan meningkatkan APM dan APK,” jelasnya.
Muljono menjelaskan, pihaknya tetap mengawasi setiap pembangunan sekolah internasional, agar tidak berbenturan dengan sekolah lokal yang ada didekatnya. Sehingga, bisa dicegah persaingan tidak sehat dalam penerimaan siswa didik. (shs)