HUT ke-25 SMPN 37 Semarang Deklarasikan Sekolah Ramah Anak

Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota Semarang terus berupaya mendorong semua sekolah di Kota Semarang menjadi sekolah ramah anak sekaligus menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak. Saat ini hampir semua sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Semarang sudah diinstruksikan menjadi sekolah ramah anak.

Seperti yang dilakukan SMPN 37 Semarang, Sabtu (5/10) pagi. Seluruh civitas akademika SMPN 37 Semarang secara resmi mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak.

Deklarasi sekolah ramah anak kali ini dilakukan pada momen yang spesial yakni bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-25 SMPN 37 Semarang. Secara khusus seluruh siswa dan guru mengenakan batik dan unjuk kebolehan memperlihatkan potensi yang dimiliki mulai dari bidang musik, akustik, baca puisi hingga mempertunjukkan tarian.

Advertisement

“Di usia anak-anak (SMP,Red) saat ini adalah usia emas. Yang apabila diajari baik maka akan teringat hingga akhir. Maka orang tua dan guru harus menanamkan sifat-sifat positif, sifat cinta tanah air, sifat cinta akan sekolah, sifat cinta kebersihan dan lain sebagainya,” ujar Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Upaya menjadikan sekolah menjadi sekolah ramah anak dan sekolah jadi rumah kedua bagi anak merupakan sebuah proses panjang. Sebab semua orang tua pasti menginginkan agar anaknya bisa dibina dan diberikan ilmu dengan baik di sekolah.

Sebab, kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, hampir 30 persen lebih waktu anak itu ada di sekolah sehingga bagaimana mewujudkan sekolah di Semarang itu menjadi sekolah yang nyaman. Sehingga anak sekolah datang ke sekolah setiap pagi tidak menjadi sebuah kegalauan, tidak ada perasaan ingin bolos sekolah karena mereka bahagia di sekolah.

Orangtua, lanjut Hendi, juga memiliki peran penting bagi anak, anak-anak kita 30 persen menghabiskan waktu di sekolah. Sempatkanlah menyapa anak anak kita meski hanya sebentar.

“Ajak anak-anak makan bersama, ajak belajar temani mereka. Itu adalah upaya mendekatkan diri, tanamkan hal-hal baik dan positif pada anak kita,” katanya.

Ada beberapa model sekolah layak anak di Kota Semarang. Salah satu model yang paling pas ada di SMPN 37 Semarang. Di mana suasana lingkungan sekolah baik. Kemudian guru-gurunya juga tidak boleh mencemooh saat menegur. Guru lebih mengedepankan disiplin positif dan menjadikan murid sebagai agen perubahan, termasuk bagaimana menghilangkan bentuk hukuman fisik kepada murid.

“Hal-hal yang sudah dilakukan di SMPN 37 Semarang bisa menjadi role model dan bisa ditiru di sekolah sekolah lain di Semarang yang akan dijadikan sekolah ramah anak,” ujar Hendi.

Kepala Sekolah SMP 37 Semarang, Mukaromah mengatakan deklarasi SMPN 37 Semarang sebagai sekolah ramah anak bertujuan agar semua siswa di sekolah ini merasa aman, nyaman dan terlindungi dari segala bentuk bullying, segala bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik.

“Hari ini adalah hari ulang tahun ke 25, sekaligus hari ini kita juga akan mendeklarasikan sekolah ramah anak. Kami berkomitmen untuk menjadikan SMPN 37 Semarang bersih, hijau dan inklusif bagi perkembangan peserta didik. Menciptakan sekolah bebas dari radikalisme dan kekerasan fisik dan non fisik. Menciptakan sekolah bebas asap rokok, bebas pornografi dan porno aksi dan menjadikan lingkungan sekolah sebagai sekolah yang nyaman menyenangkan,” kata Mukaromah.

Menurutnya, dengan menerapkan disiplin positif dan anti bullying, pihaknya berkomitmen menghilangkan segala sanksi dan hukuman fisik di sekolah seperti hukuman fisik lari, push up dan lain sebagainya.

“Kami sudah membentuk agen perubahan yang terdiri dari anggota osis, pramuka dan ada keterlibatan tim kesiswaan dan guru BK. Hal ini dilakukan untuk pengamanan sekaligus membuat mereka merasa nyaman dan menimbulkan mainset bahwa sekolah inilah rumah kedua mereka,” terangnya.

Sementara itu, Bunda Halimah, salah satu orang tua murid mengapresiasi upaya SMPN 37 Semarang yang mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak.

Orang tua dari Al Seger ini mengaku dengan deklarasi sekolah ramah anak ia bisa mempercayakan sepenuhnya proses belajar mengajar dan pengembangan putra tercintanya di sekolah.

“Dengan dilakukannya deklarasi sekolah ramah anak ini kami orang tua merasa aman, anak-anak bisa belajar dengan nyaman tanpa adanya bullying, tanpa adanya tindak kekerasan fisik maupun mental,” kata Bunda Halimah usai menyaksikan pertunjukan musik akustik dari Al Seger. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement