Kota Semarang Tancap Gas Bangun Infrastruktur

Semarang, UP Radio – Selama Pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Semarang tetap menggarap infrastruktur kota. Pemerintah berupaya melakukan pemerataan pembangunan tak hanya di pusat kota melainkan hingga pelosok.

Satu proyek yang menjadi prioritas saat pandemi Covid-19 yaitu Jambatan Sampangan. Jembatan Sampangan telah selesai digarap dan telah dimanfaatkan masyarakat sejak Maret lalu. Kemacetan yang biasanya terjadi setiap jam padat pun kini sudah dapat terurai berkat hadirnya jembatan baru tersebut.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suriyaty mengatakan, Jembatan Sampangan dibangun menggunakan anggaran Bantuan Keuangan Provinsi sebesar Rp 20 miliar.

Advertisement

Adapun, nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp 15,9 miliar. Jembatan itu membentang 50 meter dengan lebar sembilan meter. Selebar tujuh meter untuk jalan dan dua meter untuk pedestrian di kanan dan kiri jalan.

Saat ini, lanjut dia, belum ada lagi rencana lanjutan pembangunan di kawasan Jembatan Sampangan. Menurutnya, kondisi jalan saat ini sudah cukup lebar. Dia berharap persoalan kemacetan yang seringkali terjadi di kawasan tersebut bisa teratasi.

“Saat ini di perencanaan kami selesai. Kami belum tahu perkembangan ke depan bagaimana. Sejauh ini belum ada rencana untuk pelebaran dan pembebasan lahan. Nanti dikaji lagi apakah perlu pelebaran atau tidak,” jelas Atik, sapaannya.

Selain membangun Jembatan Sampangan, Pemerintah Kota Semarang juga membangun Masjid Al Haibah di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.Masjid tersebut dibangun menggunakan APBD Kota Semarang 2020 sebesar Rp 6,6 miliar.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pertimbangan Pemkot membangun masjid tersebut yaitu belum adanya tempat ibadah yang representatif sepanjang jalur pantura di wilayah Ngaliyan. Pemkot pun membangun masjid itu untuk mefasilitasi para pengendara agar dapat beristirahat di tengah perjalanannya.

“Ketika di perjalanan, mereka kecapekan, perlu istirahat solat. Kami menangkap hal tersebut. Ini dapat mengurangi kecelakaan jika pengendara bisa beristirahat,” jelas Hendi, sapaanya.

Diakui Hendi, APBD 2020 memang tidak sesuai rencana yang diharapkan akibat adanya pandemi Covid-19. Besaran APBD hanya Rp 4,3 triliun. Sedangkan serapannya mencapai mencapai 94,32 persen atau sebanyak Rp 4,1 triliun.

“Memang tidak sesuai rencana. Sumber pendapatan tidak maksimal. Tapi tidak apa-apa, setidaknya ada 23 kegiatan fisik secara lelang, lainnya non fisik yang terealisasi,” sebutnya.

Hendi berkomitmen melanjutkan untuk program 2020 yang belum dikerjakan. Pihaknya akan segera menyelesaikan berbagai infrasktruktur pada 2021 ini diantaranya RSUD tipe D Mijen, Jembatan Kaca Tinjomoyo, dan Lapangan Olahraga. “Ada beberapa hal yang akan kami selesaikan di 2021,” ujarnya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement