Musim Hujan Masyarakat Harus Waspadai Ancaman DBD

Semarang, UP Radio – Sebanyak 18 warga Kota Semarang terjangkit penyakit Demam Berdarah (DB). Musim hujan membuat jumlah nyamuk meningkat karena banyaknya genangan air sehingga membuat jumlah penderita Demam Berdarah terus meningkat di musim ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Widoyono menuturkan, musim penghujan banyak genangan air. Genangan air ini menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Sehingga setiap kali musim penghujan kasus terjadinya penyakit DB selalu meningkat.

”Minggu kemarin sudah ada 4 warga yang kena DB. Lalu minggu ini ada 14 warga yang juga menderita DB,” tuturnya di Balaikota Jalan Pemuda, belum lama ini.

Advertisement

Terkait pelaporan beberapa rumah sakit yang sudah menerima pasien terkena DB, pihaknya menyatakan belum tentu pasien tersebut terkena DB karena Dinkes memiliki kriteria khusus apakah pasien tersebut positif mengidap DB. “Belum tentu pasien tersebut mengidap DB karena kita punya beberapa kriteria apakah pasien tersebut positif DB. Karena bisa saja diagnosis berubah,” ujarnya.

Berdasarkan medis, kata dia, pasien dinyatakan positif DB apabila panas lebih dari 7 hari, trombosit menurun dan lainnya.

Dikatakannya, untuk menekan jumlah penderita DB di Kota Semarang, Dinkes berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran nyamuk di beberapa kampung. Kemudian upaya pencegahan agar tidak digigit nyamuk misalnya dengan meminta anak-anak memakai celana panjang atau rok panjang.

“Kami juga menggalakkan apel Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sejumlah kecamatan setiap Jumat. Serta pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di rumah-rumah dan sekolah,” ujarnya.

Tiga kecamatan di Kota Semarang, yaitu Tembalang, Mijen dan Ngaliyan, merupakan daerah rawan penyebaran demam berdarah. Karena itu warga di ketiga wilayah itu diminta untuk waspada.

Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, pada 2013 terdapat sebanyak 2.364 pasien demam berdarah, 2014 sebanyak 1.628 pasien, 2015 sebanyak 1.737 pasien, 2016 sebanyak 448 pasien, tahun 2017 sebanyak 299 pasien, dan hingga kemarin turun menjadi 50 pasien. Sementara tahun 2018 lalu jumlah penderita Demam Berdarah sebanyak 50 pasien. Jumlah penderita terus turun dari tahun ke tahun. Namun, penyakit ini tetap harus diwaspadai.

Sementara itu, Humas RSUD KRMT Wongsonegoro, Reza Sukmana mengatakan pasien yang terjangkit penyakit Demam Berdarah (DB) di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, sejak awal Januari 2019 ada 16 orang yang terjangkit penyakit DBD, kemudian pada tanggal 14 Januari 2019 menurun menjadi 8 orang. Hingga sekarang, masih ada 6 pasien DBD yang mondok di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.

Sejumlah 6 pasien tersebut tersebar, ada di kelas lll dan kelas ll. Dari 6 pasien itu, ada 4 pasien berusia di bawah 14 tahun, serta 2 pasien berusia dewasa.

Salah satu pasien, Luthfia Azahra (12) dari Tlogomulyo Pedurungan Semarang. Sudah dua hari dirawat di ruang Nakula 4, ruang rawat inap anak-anak. Dia terkena penyakit Demam Berdarah. Sampai sekarang kondisi badan masih lemas dengan muka pucat.

Berdasarkan penuturan ibu pasien, Siti Solekha mengatakan, sebelum diketahui kalau anaknya terkena penyakit Demam Berdarah yaitu ketika pulang sekolah kondisi badan Lutfia panas, pusing dan perut mual disertai dengan tangan kanan terdapat bintik-bintik merah. Ketika sudah diberi obat, kondisi badan Lutfia tidak stabil, demamnya naik turun. Kemudian dibawa ke puskesmas, dari puskesmas dirujuk ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.

Pasien lain juga mengalami hal serupa, Septia Ramadhani (11) dari Perum Kini Jaya Tembalang terkena penyakit Demam Berdarah, sudah tujuh hari dia dirawat di ruang Nakula 4.

Orang tua pasien, Widodo mengatakan ketika anaknya pulang sekolah tiba-tiba mengalami pusing dan demam tinggi. Lalu Septia diberi obat demam sudah agak menurun, namun setelah 4 jam demamnya naik lagi. Kemudian khawatir langsung dibawa ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. Kedua orang tua pasien mengatakan, padahal rumahnya selalu dibersihkan. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement