Semarang, UP Radio – Pembangunan museum Bubakan saat ini progresnya telah mencapai 60 persen. Pengerjaan museum yang sebelumnya taman ini, masuk dalam pengerjaan revitalisasi tahap dua Kawasan Kota Lama Semarang.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan konsep pembangunan museum ini lebih kekinian. “Nanti ada tempat penampungan air atau kolam, juga ada untuk ruang terbuka hijau, serta cafe. Kita buat mengikuti era sekarang,” katanya.
Hevearita yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Semarang ini menuturkan, progres pembangunan museum mencapai 60 persen dan diprediksi September ini akan rampung. “Dari satker targetnya Desember selesai, mungkin secara fisik September sudah selesai,” jelasnya.
Pembangunan museum Bubakan sendiri, diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang dan melengkapi indahnya bangunan tua di Kota Lama. Awalnya Bubakan akan dibangun polder penampungan air, namun karena ditemukan situs akhirnya dijadikan museum.
“Pembangunannya dibagi menjadi dua, separuh untuk museum dan separuhnya untuk RTH, kita juga pasang pompa untuk pengendalian banjir,” paparnya.
Bangunan utama museum Bubakan sudah berdiri tegak. Sejumlah pekerja pun nampak sibuk menyelesaikan pengerjaan bangunan yang menggunakan bata merah tersebut.
Sementara untuk revitalisasi tahap II, wanita yang akrab disapa Ita ini memastikan masih berjalan meskipun diterpa pandemi. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp 60 miliar yang digelontorkan oleh Kementerian PUPR.Ita menjelaskan, Rumah pompa Berok juga akan disulap menjadi tempat yang Instagramable.
“Nanti Sleko juga akan dibuat bagus, karena dulunya merupakan penghubung Kota Lama dan kawasan Melayu. Kanopi juga akan dipasang di Jalan Suari agar lebih memperindah Kota Lama,” pungkasnya. (ksm)