Pembangunan Bendung Karet BKB Capai 85 Persen

Semarang, UP Radio – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tengah menggarap bedung karet di sungau Banjir Kanal Barat (BKB) tepatnya di Tanah Mas, Jalan Kokrosono. Saat ini proyek tersebut mencapai 80 persen.

“Proyek tersebut sudah kami garap sejak November 2017. Sekarang sudah mencapai 80 persen,” papar Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyanto.

Dia menjelaskan, pihaknya membangun empat span (karet). Bendung karet tersebut nantinya berfungsi untuk menahan intrusi air laut, menjaga debit air, dan mendorong penggelontoran sedimentasi sungai agar bisa sampai ke laut.

Advertisement

“Ini sudah hampir jadi. Nanti rencananya bulan maret kami uji coba pelaksanaan bendung karet. Nanti bisa diatur ketinggian muka airnya berapa,” terang Ruhban.

Menurutnya, selama ini intrusi air laut di sungai BKB hingga mencapai daerah Simongan. Hal ini tentu menyebabkan air sumur di rumah-rumah warga tercemar. Air sumur pun menjadi asin. Adanya bendung karet ini akan mencegah intrusi air laut sehingga tidak menyebabkan air sumur tercemar.

“Kalau bendungannya sudah berfungsi, air di daerah hulu nanti menjadi tawar,” ujarnya.

Selain menjaga intrusi air laut, lanjutnya, bendung karet ini dapat sebagai wahana rekreasi air karena lokasinya tidak jauh dari water fountain yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

“Jadi, antara water fountain dan bendung karet nanti bisa dipakai untuk rekreasi, lomba dayung, dan sebagainya,” ujarnya.

Ruhban menambahkan, pembangunan bendung karet ini menelan anggaran sekitar Rp 150 miliar. Pembangunan bendung karet ini ditargetkan rampung Maret 2019.

Sementara, saat ini mengantisipasi banyaknya sedimentasi di sungai BKB, Ruhban mengatakan, BBWS terus melakukan pengerukan sedimentasi secara rutin.

“Kami selalu standby alat-alat disana untuk mengeruk sedimentasi. Nanti mudah-mudahan kalau bendung karet jadi sedimen tidak bisa masuk,” katanya.

Dia juga sudah berencana melakukan normalisasi BKB hingga arah muara. Pihaknya telah menyiapkan detail engineering desain (DED) untuk normalisasi BKB selanjutnya.

“Kami sudah lengkap desainnya. Hanya saja masalah sosialnya yang harus dikerjakan terlebih dahulu,” imbuhnya.

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement