Pengrajin Tahu di Semarang Menjerit Akibat Kenaikan Harga Kedelai Impor

Semarang, UP Radio – Harga kedelai impor di Kota Semarang merangkak naik beberapa pekan terakhir. Di tingkat pengrajin, kenaikan harga kedelai impor mencapai Rp 100 sampai Rp 200 perkilogram setiap harinya.

Selain kenaikan harga bahan baku, pengrajin tahu juga dihadapkan dengan kenaikan bahan bakar hingga upah pekerja.

Kondisi itu membuat produksi tahu menurun dan memaksa para perajin menaikkan harga. Seperti di tempat produksi tahu milik Joko Wiyatno (49) di wilayah Tandang Kota Semarang.

Advertisement

Kenaikan bahan baku membuat produksi tahu di tempat Joko turun 30 persen lebih. “Sebelumnya tempat saya bisa memproduksi 90 tong tahu, kini hanya 70 tong setiap harinya,” ujarnya, Selasa (4/10/2022).

Penurunan produksi itu dikatakan Joko lantaran kenaikan harga kedelai impor, BBM dan upah pekerja.

“Setiap hari harga kedelai impor naik, beberapa pekan lalu masih di angka Rp 10 ribu lebih kini Rp 13 ribu perkilogrammya, setiap hari kenaikan Rp 100 sampai Rp 200 perkilogramnya,” katanya.

Sementara untuk upah pekerja, Joko mengaku menaikkan upah Rp 10 ribu untuk setiap pekerja. “Saya dibantu 25 orang pekerja, karena semua naik ya mau tak mau upah pekerja juga naik,” ujarnya.

Lantaran tingginya harga kedelai impor, Joko mengatakan hanya kuat membeli 1 ton untuk produksi tahu.

“Kalau dulu bisa 1,5 ton, sekarang harganya terus naik. Hal itu membuat harga tahu per tong kami naikan Rp 30 ribu yang dulu Rp 210 ribu per tong, kini Rp 240 ribu,” ucapnya.

Ia berharap konsumen juga memahami kenaikan harga tersebut lantaran harga bahan baku juga meroket.

“Asosiasi pengrajin tahu di Kota Semarang juga sudah menyepakati harga tersebut. Masalahnya kami tidak bisa menggunakan kedelai lokal karena kualitasnya kurang baik, jadi hanya mengandalkan kedelai impor,” imbuhnya. (ksm)

Advertisement